Maap ya kalo jelek,
enjoy reading aja :D
Saat sudah sampai digerbang, terlihat Cody dengan mobilnya mengajak pulang bareng. Tak lama kemudian dateng lagi Justin dengan mobilnya menawarkan tumpangan.
Cody: (senyum) "Hey bel, pulang bareng yuk"
Abel: "Hmm gimana ya"
Justin: "Abel! Udah pulang? Mau bareng?"
Stevani: "Bel udah siap?"
Abel: (senyum) "Udah kok, ayo! Ohya Cody, Justin thanks ya tawarannya tapi sorry gue gak bisa bareng karna udah ada janji sama Stevani. Mungkin lain kali. Bye" (Tersenyum sambil melambaikan tangan)
Aku dan Stevani pun pulang menggunakan sepatu roda yang kami pakai tadi pagi. Diperjalanan kami mengobrol. Sampai dipersimpangan kami berpisah. Untungnya jarak sekolah ke rumah gak terlalu jauh jadi gak terlalu cape.
Stevani: "Cieee" (menggoda Abel)
Abel: (bingung) "Loh kenapa cie?"
Stevani: "Aduh kamu itu polos apa dodol sih *loh kok tau dodol*? Jelas-jelas kamu tadi ditawarin tumpangan sama 2 cowo cakep sekaligus"
Abel: "Terus emangnya kenapa?"
Stevani: "Wah beneran dodol nih orang"
Abel: "Kamu tuh yang dodol, kalo aku dodol mana mungkin aku bisa sampe New York kaya sekarang"
Stevani: "Iyaya, oh berarti kamu terlalu polos. Ah udah ga peduli lah"
Abel: "Lagian kamu musing-musingin aja" (tertawa)
Stevani: (tertawa) "Eh udah ya dadah"
Abel: "Dadah" (melambaikan tangan)
Ketika aku ingin berbelok dipersimpangan tiba-tiba ada seorang cewe didepanku. Karna kaget aku jadi kehilangan keseimbangan dan menabrak tiang dipinggir jalan sampai aku terjatuh.
Abel: (memegang kepala) "Aduuhhh"
Cewe: "Sorry aku gak liat"
Abel: (bangun) "Iya kok gapapa" (senyum)
Cewe: "Ohya kenalin aku Selena, kamu?"
Abel: "Aku Abel" (senyum)
Selena: "Maaf tapi aku buru-buru, see you"
Abel: "See you too" (senyum)
Aku pun melanjutkan perjalanan ke apartemen. Sesampainya diapartemen aku langsung masuk kekamar dan mandi. Setelah itu aku makan siang. Setelah makan siang tak lama kemudian pintu rumahku di ketuk. Saat kubuka ternyata Justin. Dia mengajakku jalan.
Justin: (mengetuk pintu)
Abel: (membuka pintu) "Justin! Ada apa? Ayo masuk dulu"
Justin: (masuk) "Aku mau ngajak kamu jalan, kamu mau gak?"
Abel: (senyum) "Boleh, kebetulan aku lagi gak ada acara. Tunggu sebentar ya aku mau ganti baju"
Justin: "Oke" (senyum)
15 menit kemudian
Justin: "Udah siap?"
Abel: (senyum sambil mengangguk)
Aku dan Justin pergi ke sebuah bioskop. Saat sampai di boskop Justin membukakan pintu mobil untukku. Melihatnya aku jadi sedikit tersanjung. Tiba-tiba saja jantungku berdegup 10x lebih cepat. Terlebih lagi dia terus menggandeng tanganku. Aku sampai takut dia bisa mendengar degup jantungku
Justin: (membukakan pintu mobil) "Ayo" (senyum)
Abel: (keluar dari mobil) "Thanks" (senyum)
Justin: "Kamu mau nonton apa?" (mengandeng tangan Abel)
Abel: "Terserah kamu aja" (senyum)
Akhirnya kami nonton film remaja romantis. Selesai nonton Justin mengantarku kembali ke rumah.
Justin: "Kamu mau gak besok dinner sama aku?" (senyum)
Abel: (senyum) "Of course"
Justin: "Oke, kalo gitu aku akan jemput kamu besok jam 7.00 pm. See you tommorow"
Abel: "See you tommorow too" (senyum)
Justin pun pergi. Aku merasa sangat senang. Mungkin aku jatuh cinta pada Justin. Cinta pertamaku. Perasaanku tak karuan antara senang, bahagia, sekaligus deg-degan karna besok mau dinner.
Aku langsung menelepon Stevani dan Cody untuk mengabarinya. Mereka juga turut senang karna mendengarku begitu bahagia. Stevani dan Cody memang sahabat terbaikku. Aku selalu mencurahkan isi hatiku pada mereka dan mereka menerimanya dengan sedang hati. Mereka justru senang jika aku curhat pada mereka karna itu tandanya aku percaya pada mereka. Begitu pula sebaliknya. Mereka juga suka curhat padaku. Ehtapi Cody gak terlalu sih, maklum kan cowo masa iya suka curhat juga-_-". Aku pergi ke kamar untuk mencari gaun yang cocok untuk besok malam. Aku membuka lemari dan mulai menyeleksi satu per satu gaunku. Aku terhenti pada sebuah gaun berwarna biru laut dengan panjang selutut. Warnanya yang gelap dengan gaya anggun tapi santai. Aku sudah memutuskan akan memakai gaun itu besok. Setelah itu aku tidur.
— — — — — Skip pagi— — — — —
Aku berangkat sekolah dan mengikuti pelajaran seperti biasa. Hanya saja hari ini aku sedikit gak konsen karna mikirin dinner nanti malem. Pulang sekolah Stevani main dulu rumahku sekalian membantuku mempersiapkan diri. Sayang banget Cody gak bisa ikut katanya sih ada acara. Aku mengobrol dengan Stevani hingga tak terasa sudah jam 5.30 pm. Aku langsung buru-buru mandi. Setelah itu memakai gaun berwarna biru laut yang kemarin aku pilih. Kini tiba peran Stevani, yaitu mendadaniku. Aku menutup mata, karna aku memang tidak terbiasa memakai make-up. Selain itu juga karna aku dilarang memakai make-up oleh orang tuaku karna takut merusak kulit wajah. Setelah selesai didandani aku membuka mataku.
Stevani: "Udah, sekarang kamu bisa buka mata kamu"
Abel: (membuka mata)
Stevani: "Gimana, warnanya naturalkan? Kamu jadi keliatan caaaanntiikkk banget"
Abel: (seyum) "Iya makasih ya Stev"
Stevani: "Sama-sama, ohya kamu bawahannya pake apa?"
Abel: (mengambil wedges putih) "Ini"
Stevani: "Oke oke, eh siap-siap udah jam tujuh tuh"
Abel: "Aduh aku deg-deg kan nih"
Stevani: "Udah tenang aja, ada yang dateng tuh biar aku buka ya"
Abel: "Pasti itu Justin"
Benar itu Justin. Dia sudah sangat tampan. Stevani pun mempersilahkan Justin untuk masuk dan memanggilku. Aku menghampiri Justin dengan senyuman. Mata kita berpapasan. Ohno aku deg-deg kan banget.
— — — Justin POV — — —
Aku masuk kedalam rumahnya Abel. Tak lama kemudian Abel datang. Dia terlihat sangaaaaaaatttttt cantik, sanyumnya juga sangat manis. Mata kami berpapasan. Jantungku tiba-tiba saja jadi berdegup lebih cepat.
— — — Abel POV — — —
Justin membawaku kesebuah restoran yang sangat romantis. Cahaya yang hanya diterangi lampu-lampu hias dan lilin ditambah alunan piano membuat suasana menjadi semakin romantis. Justin memilih meja didekat panggung. Justin naik ke atas panggung lalu menyanyikan lagu favorite girl pake gitar. And it's so romantic. Setelah lagu habis, Justin menghampiriku. Lalu ada pelayan yang membawa bunga dan menyerahkan bunganya padaku. Justin langsung menghampiriku dan berlutut didepanku.
Justin: (berlutut) "Abel, will you be mine?"
Abel: (senyum) "Yes, I will"
Justin: (memelukku) "Yes, yes"
Yes!!! Ini adalah malam terindah untukku. Aku resmi jadian dengan Justin, cinta pertamaku. Justin langsung memelukku begitu kujawab ya. Pasti mukaku sekarang berwarna merah padam karna malu. Justin memberiku sebuah kalung berlian berbentuk hati sebagai lambang dari cintanya yang gak pernah pudar.
Justin: "Princess terima ini ya sebagai lambang dari cinta aku yang gak pernah pudar"
Abel: (tersenyum sambil mengangguk)
Justin: (memakaikan kalung ke leher Abel)
Setelah itu baru aku dan Justin dinner. Setelah selesai dinner aku dianter Justin pulang. Sepulang dinner itu aku gak bisa berhenti tersenyum. Aku bener-bener bahagia banget. Aku ingin berbagi kebahagiaanku dengan orang-orang terdekatku. Aku menceritakannya pada Kak Jessie dan Stevani. Aku juga menceritakannya pada Cody lewat telepon.
Abel: "Hallo? Cody?"
Cody: "Iya hallo, ada apa bel?"
Abel: "Aku ada berita gembira, mulai hari ini aku resmi jadian sama Justin. Terus tadi ya dinnernya romannttiiiiiiiisss banget" (bersemangat)
Cody: "Oh selamat ya, longlast. Abel udah dulu ya aku cape mau tidur" (lesu)
Abel: "Iya makasih, oh kamu cape ya maaf ya udah ganggu. Good night"
Cody: "Good night"
Telepon pun terputus. Tanpa sadar aku ketiduran sampai pagi. Aku bangun dan berangkat sekolah seperti biasa. Hanya saja mulai hari ini dan seterusnya aku akan diantar jemput oleh Justin selama dia bisa.
Justin: (senyum) "Morning my princess" (membukakan pintu mobil)
Abel: (senyum) "Morning too my prince" (masuk ke mobil)
Justin: "Udah siap berangkat?"
Abel: (mengangguk)
Aku pun sampai disekolah. Aku turun dari mobil, Justin juga ikut turun dari mobil. Saat aku ingin kekelas, tanganku ditahan sama Justin dan dia mencium lembut keningku.
Justin: "Have a sweet day my princess"
Abel: "Have a sweet day too my prince, bye" (senyum sambil melambaikan tangan)
Saat di kelas aku didatangi banyak orang, ada yang ngasih selamat, ada yang nge-judge, ada juga yang sekedar nonton. Dan aku hanya menanggapi semua dengan senyuman. Aku melihat Cody memasuki kelas dengan wajah lesu. Tanpa basa-basi dia langsung duduk disampingku. Jam pelajaran pun dimulai dan berlalu begitu aja. Sampai jam istirahat aku hanya ngobrol-ngobrol dengan Stevani dan Cody.
Abel: "Co kamu kenapa kok lesu gitu? Masih cape ya? Mau kita pijitin"
Cody: "Enggak kok aku gapapa"
Stevani: "Gapapa gimana muka kamu aja lesu gitu? Atau kamu banyak pikiran? Mau cerita? kali aja kita bisa bantu"
— — — Cody POV — — —
Cody: (dalem hati) Abel keliatan seneng banget. Harusnya aku bisa bahagia kalo ngeliat Abel seneng, bukannya malah sedih gini. Iya aku harus keliatan bahagia. Lagipula juga aku gak boleh bikin Abel curiga dan khawatir. Bagaimana pun juga inikan hari-har bahagianya.
Abel: "Co beneran kamu gapapa? Kamu gak lagi bohong kan?"
Cody: (senyum) "Aku beneran gak apa-apa kok, udah yuk ke kelas udah bel tuh"
Jam pulang pun berbunyi. Aku keluar kelas bareng Abel dan Stevani. Sesampainya didepan sekolah, aku melihat Justin datang menjemput Abel. Abel langsung tersenyum lembut melihat kedatangan Justin. Melihat senyuman Abel yang selembut itu untuk orang lain hatiku tiba-tiba terasa sangat sakit.
— — — Abel POV — — —
Aku melihat Justin datang menjemputku. Tanpa disuruh pun bibirku langsung mengembang. Aku pamit pada sahabat-sahabatku dan pulang bersama Justin.
Abel: "Cody, Stevani aku pulang duluan ya. Dadaahh"
Stevani: "Dadaahh" (melambaikan tangan)
Cody: (senyum)
Aku pun pergi dengan Justin. Tapi kita lunch dulu di sebuah cafe.
Justin: "Princess kita lunch dulu ya"
Abel: "Boleh, di cafe biasa ya"
Justin: "Oke"
Kita mampir dulu di cafe untuk lunch. Setelah lunch Justin mengantarku pulang. Aku seneeenngg banget. Sore harinya aku ada janji sama Stevani dan Cody untuk hang out bareng. Pokoknya seru-seruan deh. Setelah itu aku pulang dan istirahat dirumah.
— — — — — Skip pagi— — — — —
Hari ini sekolahku udah liburan musim panas. Aku ada janji sama Justin untuk jalan bareng. Aku bersiap-siap karna 5 menit lagi dia akan menjemputku. Benar saja 5 menit kemudian Justin datang mengetuk pintu rumahku. Dia mengajakku ke sebuah taman. Taman itu indah banget. Dipenuhi bunga warna warni dengan sebuah kolam air mancur di tengah-tengahnya. Dikolamnya juga banyak ikan-ikan hias.
Justin: "Kamu tunggu disini sebentar ya, don't go anywhere"
Abel: "Iyaa"
Tak lama kemudian Justin datang dengan dua buah es krim ditangannya.
Justin: "Ini, kamu suka es krim kan?" (memberikan es krim)
Abel: "Waahh darimana kamu tau? Makasih" (mengambil es krim pemberian Justin)
Justin: "Kebanyakan cewe suka sama es krim hehe"
Abel: (tersenyum)
Kami pun bercanda-canda, sambil makan es krim. Aku iseng mencolekkan es krim ke pipinya Justin. Justin yang gak mau kalah, balas mencolkkan es krim ke hidungku. Kami berdua tertawa lepas.
— — — Justin POV — — —
Saat aku sedang asik bercanda dengan Abel, tiba-tiba aku seperti melihat Selena. Sepertinya dia sedang menangis.
Apa yang akan dilakukan Justin? Tuggu part selanjutnya aja yaa :) Dadah Babay
Maaf kalo terlalu dikit ._.
Saat sudah sampai digerbang, terlihat Cody dengan mobilnya mengajak pulang bareng. Tak lama kemudian dateng lagi Justin dengan mobilnya menawarkan tumpangan.
Cody: (senyum) "Hey bel, pulang bareng yuk"
Abel: "Hmm gimana ya"
Justin: "Abel! Udah pulang? Mau bareng?"
Stevani: "Bel udah siap?"
Abel: (senyum) "Udah kok, ayo! Ohya Cody, Justin thanks ya tawarannya tapi sorry gue gak bisa bareng karna udah ada janji sama Stevani. Mungkin lain kali. Bye" (Tersenyum sambil melambaikan tangan)
Aku dan Stevani pun pulang menggunakan sepatu roda yang kami pakai tadi pagi. Diperjalanan kami mengobrol. Sampai dipersimpangan kami berpisah. Untungnya jarak sekolah ke rumah gak terlalu jauh jadi gak terlalu cape.
Stevani: "Cieee" (menggoda Abel)
Abel: (bingung) "Loh kenapa cie?"
Stevani: "Aduh kamu itu polos apa dodol sih *loh kok tau dodol*? Jelas-jelas kamu tadi ditawarin tumpangan sama 2 cowo cakep sekaligus"
Abel: "Terus emangnya kenapa?"
Stevani: "Wah beneran dodol nih orang"
Abel: "Kamu tuh yang dodol, kalo aku dodol mana mungkin aku bisa sampe New York kaya sekarang"
Stevani: "Iyaya, oh berarti kamu terlalu polos. Ah udah ga peduli lah"
Abel: "Lagian kamu musing-musingin aja" (tertawa)
Stevani: (tertawa) "Eh udah ya dadah"
Abel: "Dadah" (melambaikan tangan)
Ketika aku ingin berbelok dipersimpangan tiba-tiba ada seorang cewe didepanku. Karna kaget aku jadi kehilangan keseimbangan dan menabrak tiang dipinggir jalan sampai aku terjatuh.
Abel: (memegang kepala) "Aduuhhh"
Cewe: "Sorry aku gak liat"
Abel: (bangun) "Iya kok gapapa" (senyum)
Cewe: "Ohya kenalin aku Selena, kamu?"
Abel: "Aku Abel" (senyum)
Selena: "Maaf tapi aku buru-buru, see you"
Abel: "See you too" (senyum)
Aku pun melanjutkan perjalanan ke apartemen. Sesampainya diapartemen aku langsung masuk kekamar dan mandi. Setelah itu aku makan siang. Setelah makan siang tak lama kemudian pintu rumahku di ketuk. Saat kubuka ternyata Justin. Dia mengajakku jalan.
Justin: (mengetuk pintu)
Abel: (membuka pintu) "Justin! Ada apa? Ayo masuk dulu"
Justin: (masuk) "Aku mau ngajak kamu jalan, kamu mau gak?"
Abel: (senyum) "Boleh, kebetulan aku lagi gak ada acara. Tunggu sebentar ya aku mau ganti baju"
Justin: "Oke" (senyum)
15 menit kemudian
Justin: "Udah siap?"
Abel: (senyum sambil mengangguk)
Aku dan Justin pergi ke sebuah bioskop. Saat sampai di boskop Justin membukakan pintu mobil untukku. Melihatnya aku jadi sedikit tersanjung. Tiba-tiba saja jantungku berdegup 10x lebih cepat. Terlebih lagi dia terus menggandeng tanganku. Aku sampai takut dia bisa mendengar degup jantungku
Justin: (membukakan pintu mobil) "Ayo" (senyum)
Abel: (keluar dari mobil) "Thanks" (senyum)
Justin: "Kamu mau nonton apa?" (mengandeng tangan Abel)
Abel: "Terserah kamu aja" (senyum)
Akhirnya kami nonton film remaja romantis. Selesai nonton Justin mengantarku kembali ke rumah.
Justin: "Kamu mau gak besok dinner sama aku?" (senyum)
Abel: (senyum) "Of course"
Justin: "Oke, kalo gitu aku akan jemput kamu besok jam 7.00 pm. See you tommorow"
Abel: "See you tommorow too" (senyum)
Justin pun pergi. Aku merasa sangat senang. Mungkin aku jatuh cinta pada Justin. Cinta pertamaku. Perasaanku tak karuan antara senang, bahagia, sekaligus deg-degan karna besok mau dinner.
Aku langsung menelepon Stevani dan Cody untuk mengabarinya. Mereka juga turut senang karna mendengarku begitu bahagia. Stevani dan Cody memang sahabat terbaikku. Aku selalu mencurahkan isi hatiku pada mereka dan mereka menerimanya dengan sedang hati. Mereka justru senang jika aku curhat pada mereka karna itu tandanya aku percaya pada mereka. Begitu pula sebaliknya. Mereka juga suka curhat padaku. Ehtapi Cody gak terlalu sih, maklum kan cowo masa iya suka curhat juga-_-". Aku pergi ke kamar untuk mencari gaun yang cocok untuk besok malam. Aku membuka lemari dan mulai menyeleksi satu per satu gaunku. Aku terhenti pada sebuah gaun berwarna biru laut dengan panjang selutut. Warnanya yang gelap dengan gaya anggun tapi santai. Aku sudah memutuskan akan memakai gaun itu besok. Setelah itu aku tidur.
— — — — — Skip pagi— — — — —
Aku berangkat sekolah dan mengikuti pelajaran seperti biasa. Hanya saja hari ini aku sedikit gak konsen karna mikirin dinner nanti malem. Pulang sekolah Stevani main dulu rumahku sekalian membantuku mempersiapkan diri. Sayang banget Cody gak bisa ikut katanya sih ada acara. Aku mengobrol dengan Stevani hingga tak terasa sudah jam 5.30 pm. Aku langsung buru-buru mandi. Setelah itu memakai gaun berwarna biru laut yang kemarin aku pilih. Kini tiba peran Stevani, yaitu mendadaniku. Aku menutup mata, karna aku memang tidak terbiasa memakai make-up. Selain itu juga karna aku dilarang memakai make-up oleh orang tuaku karna takut merusak kulit wajah. Setelah selesai didandani aku membuka mataku.
Stevani: "Udah, sekarang kamu bisa buka mata kamu"
Abel: (membuka mata)
Stevani: "Gimana, warnanya naturalkan? Kamu jadi keliatan caaaanntiikkk banget"
Abel: (seyum) "Iya makasih ya Stev"
Stevani: "Sama-sama, ohya kamu bawahannya pake apa?"
Abel: (mengambil wedges putih) "Ini"
Stevani: "Oke oke, eh siap-siap udah jam tujuh tuh"
Abel: "Aduh aku deg-deg kan nih"
Stevani: "Udah tenang aja, ada yang dateng tuh biar aku buka ya"
Abel: "Pasti itu Justin"
Benar itu Justin. Dia sudah sangat tampan. Stevani pun mempersilahkan Justin untuk masuk dan memanggilku. Aku menghampiri Justin dengan senyuman. Mata kita berpapasan. Ohno aku deg-deg kan banget.
— — — Justin POV — — —
Aku masuk kedalam rumahnya Abel. Tak lama kemudian Abel datang. Dia terlihat sangaaaaaaatttttt cantik, sanyumnya juga sangat manis. Mata kami berpapasan. Jantungku tiba-tiba saja jadi berdegup lebih cepat.
— — — Abel POV — — —
Justin membawaku kesebuah restoran yang sangat romantis. Cahaya yang hanya diterangi lampu-lampu hias dan lilin ditambah alunan piano membuat suasana menjadi semakin romantis. Justin memilih meja didekat panggung. Justin naik ke atas panggung lalu menyanyikan lagu favorite girl pake gitar. And it's so romantic. Setelah lagu habis, Justin menghampiriku. Lalu ada pelayan yang membawa bunga dan menyerahkan bunganya padaku. Justin langsung menghampiriku dan berlutut didepanku.
Justin: (berlutut) "Abel, will you be mine?"
Abel: (senyum) "Yes, I will"
Justin: (memelukku) "Yes, yes"
Yes!!! Ini adalah malam terindah untukku. Aku resmi jadian dengan Justin, cinta pertamaku. Justin langsung memelukku begitu kujawab ya. Pasti mukaku sekarang berwarna merah padam karna malu. Justin memberiku sebuah kalung berlian berbentuk hati sebagai lambang dari cintanya yang gak pernah pudar.
Justin: "Princess terima ini ya sebagai lambang dari cinta aku yang gak pernah pudar"
Abel: (tersenyum sambil mengangguk)
Justin: (memakaikan kalung ke leher Abel)
Setelah itu baru aku dan Justin dinner. Setelah selesai dinner aku dianter Justin pulang. Sepulang dinner itu aku gak bisa berhenti tersenyum. Aku bener-bener bahagia banget. Aku ingin berbagi kebahagiaanku dengan orang-orang terdekatku. Aku menceritakannya pada Kak Jessie dan Stevani. Aku juga menceritakannya pada Cody lewat telepon.
Abel: "Hallo? Cody?"
Cody: "Iya hallo, ada apa bel?"
Abel: "Aku ada berita gembira, mulai hari ini aku resmi jadian sama Justin. Terus tadi ya dinnernya romannttiiiiiiiisss banget" (bersemangat)
Cody: "Oh selamat ya, longlast. Abel udah dulu ya aku cape mau tidur" (lesu)
Abel: "Iya makasih, oh kamu cape ya maaf ya udah ganggu. Good night"
Cody: "Good night"
Telepon pun terputus. Tanpa sadar aku ketiduran sampai pagi. Aku bangun dan berangkat sekolah seperti biasa. Hanya saja mulai hari ini dan seterusnya aku akan diantar jemput oleh Justin selama dia bisa.
Justin: (senyum) "Morning my princess" (membukakan pintu mobil)
Abel: (senyum) "Morning too my prince" (masuk ke mobil)
Justin: "Udah siap berangkat?"
Abel: (mengangguk)
Aku pun sampai disekolah. Aku turun dari mobil, Justin juga ikut turun dari mobil. Saat aku ingin kekelas, tanganku ditahan sama Justin dan dia mencium lembut keningku.
Justin: "Have a sweet day my princess"
Abel: "Have a sweet day too my prince, bye" (senyum sambil melambaikan tangan)
Saat di kelas aku didatangi banyak orang, ada yang ngasih selamat, ada yang nge-judge, ada juga yang sekedar nonton. Dan aku hanya menanggapi semua dengan senyuman. Aku melihat Cody memasuki kelas dengan wajah lesu. Tanpa basa-basi dia langsung duduk disampingku. Jam pelajaran pun dimulai dan berlalu begitu aja. Sampai jam istirahat aku hanya ngobrol-ngobrol dengan Stevani dan Cody.
Abel: "Co kamu kenapa kok lesu gitu? Masih cape ya? Mau kita pijitin"
Cody: "Enggak kok aku gapapa"
Stevani: "Gapapa gimana muka kamu aja lesu gitu? Atau kamu banyak pikiran? Mau cerita? kali aja kita bisa bantu"
— — — Cody POV — — —
Cody: (dalem hati) Abel keliatan seneng banget. Harusnya aku bisa bahagia kalo ngeliat Abel seneng, bukannya malah sedih gini. Iya aku harus keliatan bahagia. Lagipula juga aku gak boleh bikin Abel curiga dan khawatir. Bagaimana pun juga inikan hari-har bahagianya.
Abel: "Co beneran kamu gapapa? Kamu gak lagi bohong kan?"
Cody: (senyum) "Aku beneran gak apa-apa kok, udah yuk ke kelas udah bel tuh"
Jam pulang pun berbunyi. Aku keluar kelas bareng Abel dan Stevani. Sesampainya didepan sekolah, aku melihat Justin datang menjemput Abel. Abel langsung tersenyum lembut melihat kedatangan Justin. Melihat senyuman Abel yang selembut itu untuk orang lain hatiku tiba-tiba terasa sangat sakit.
— — — Abel POV — — —
Aku melihat Justin datang menjemputku. Tanpa disuruh pun bibirku langsung mengembang. Aku pamit pada sahabat-sahabatku dan pulang bersama Justin.
Abel: "Cody, Stevani aku pulang duluan ya. Dadaahh"
Stevani: "Dadaahh" (melambaikan tangan)
Cody: (senyum)
Aku pun pergi dengan Justin. Tapi kita lunch dulu di sebuah cafe.
Justin: "Princess kita lunch dulu ya"
Abel: "Boleh, di cafe biasa ya"
Justin: "Oke"
Kita mampir dulu di cafe untuk lunch. Setelah lunch Justin mengantarku pulang. Aku seneeenngg banget. Sore harinya aku ada janji sama Stevani dan Cody untuk hang out bareng. Pokoknya seru-seruan deh. Setelah itu aku pulang dan istirahat dirumah.
— — — — — Skip pagi— — — — —
Hari ini sekolahku udah liburan musim panas. Aku ada janji sama Justin untuk jalan bareng. Aku bersiap-siap karna 5 menit lagi dia akan menjemputku. Benar saja 5 menit kemudian Justin datang mengetuk pintu rumahku. Dia mengajakku ke sebuah taman. Taman itu indah banget. Dipenuhi bunga warna warni dengan sebuah kolam air mancur di tengah-tengahnya. Dikolamnya juga banyak ikan-ikan hias.
Justin: "Kamu tunggu disini sebentar ya, don't go anywhere"
Abel: "Iyaa"
Tak lama kemudian Justin datang dengan dua buah es krim ditangannya.
Justin: "Ini, kamu suka es krim kan?" (memberikan es krim)
Abel: "Waahh darimana kamu tau? Makasih" (mengambil es krim pemberian Justin)
Justin: "Kebanyakan cewe suka sama es krim hehe"
Abel: (tersenyum)
Kami pun bercanda-canda, sambil makan es krim. Aku iseng mencolekkan es krim ke pipinya Justin. Justin yang gak mau kalah, balas mencolkkan es krim ke hidungku. Kami berdua tertawa lepas.
— — — Justin POV — — —
Saat aku sedang asik bercanda dengan Abel, tiba-tiba aku seperti melihat Selena. Sepertinya dia sedang menangis.
Apa yang akan dilakukan Justin? Tuggu part selanjutnya aja yaa :) Dadah Babay
Maaf kalo terlalu dikit ._.
0 comments:
Posting Komentar