Hey all. Nama aku
Annabella Turner, but you can call me Abel. Umurku 15 tahun. Aku tinggal di
sebuah rumah sederhana di New York. Sebenarnya aku seorang pelajar Indonesia
yang mendapat beasiswa sekolah di New York selama beberapa tahun. Aku juga
bekerja sebagai wartawan untuk salah satu majalah terkemuka di New York maka
dari itu aku jarang lepas dari kamera. Dan kurasa aku termasuk wartawan termuda
di New York *pede*. Oke aku rasa sudah cukup jelas
Pagi ini seperti biasa aku harus pergi ke sekolah, lalu setelah itu mencari berita. Aku keluar kamar dan pergi ke ruang makan, kebetulan ada Kak Jessie yang sedang menyiapkan sarapan
Abel: "Kak Jessie ini hasil wawancara kemarin" (sambil memegang flashdisk)
Ohiya Kak Jessie itu seniorku ditempat ku bekerja, dia sudah ku anggap seperti kakakku sendiri. Dan saat ini aku tinggal bersamanya dirumahnya. Dia sendiri yang menawarkan tumpangan, karna dia meresa kesepian bila harus tinggal sendiri.
Kak Jessie: "Oke taro aja di meja, ayo sarapan dulu biar semangat sekolahnya" (duduk di meja makan)
Abel: "Iya kakakku sayang hahaha" (tersenyum jail)
Kak Jessie: (menaruh roti di piring Abel) " Yaudah nih makan rotinya sekalian susunya diabisin ya. Kakak mau berangkat duluan soalnya ada wawancara pagi. Dadaahhh" (melambaikan tangan)
Abel: "Iyaaa, dadaahh hati-hati ya, have a nice day" (melambaikan tangan dan tersenyum)
Kak Jessie: "Have a nice day too" (senyum)
Sesudah menyelesaikan sarapannya aku segera berangkat sekolah.
— — — — — Skip sampe sekolah — — — — —
Aku berjalan di lorong sekolah. Tiba-tiba dari belakang ada yang merangkulku
Abel: "Eh kamu Stev ngagetin aja"
Oh iya satu lagi orang yang paling dekat denganku selain Kak Jessie yaitu Stevani. Dia adalah sahabatku di sekolah, ia juga sering menemaniku saat aku ada wawancara
Stevani: "Yaiyalah aku, emang siapa lagi?" (nyengir)
Abel: "Eh hari ini ada ulangan gak?"
Stevani: "Nggak ada kok, eh bel hari ini ada jadwal wawancara gak?
Abel: "Kasih tau gak ya? haha nggak ada, emang kenapa?"
Stevani: "Yah gak bisa ketemu cowo cakep dong"
Abel: "Wooo dasar pikirannya cowo mulu"
Stevani: "Biarin kan aku masih normal, bweee" (memeletkan lidah)
Abel: "Yeee dasar ahaha"
Stevani: "Eh Abel denger-denger besok mau ada murid baru loh dan dia seorang cowo" (sok serius)
Abel: " Terus apa hubungannya sama aku?"
Stevani: "Ya kali aja kamu kenal sama orangnya, soalnya katanya dia seorang penyanyi terkenal"
Abel: "I don't know, maybe yes maybe no" ( mengangkat bahu)
Stevani: "Yah semoga aja kamu kenal, terus kalo cowonya cakep kamu bisa nyomblangin aku sama dia deh hehehe"
Abel: "Gak janji yaa hahaha"
Sevani: "Iyadeh, udah yuk masuk kelas"
— — — — — Skip pulang sekolah — — — — —
Sepulang sekolah aku langsung ke apartemen untuk istirahat.
Abel: (dalem hati) Untung hari ini libur jadi bisa istirahat dulu. Huft mending aku tidur dulu deh baru nanti sore keluar cari berita
— — — — — Skip tidur — — — — —
Aku terbangun dari tidurku. Aku bergegas mandi. Aku memakai baju casual berwarna orange dan jeans panjang berwarna hitam dengan wedges berwarna merah. Tak lupa aku juga membawa kamera dan headset, aku juga mengantongi iPhone 4Gs ku. Aku berjalan ditengah keramaian kota New York untuk mencari berita dan inspirasi karena aku juga merangkap sebagai street photografer.
Saat aku sedang berjalan tiba-tiba ada seorang cowo yang menabrakku. Cowo itu mengenakan jaket hitam, topi ungu dan kacamata hitam sehingga aku tak dapat melihat wajahnya. Aku terjatuh, siku dan lutut ku lecet. Dan ini yang paling PARAH, iPhone ku patah
Abel: "Aduhh, Aawww, iPhone ku" ( mengeluarkan iPhone)
Cowo: "Heh kalo jalan tuh lihat-lihat" (bentaknya)
Abel: "Yee gak salah kamu ngomong gitu, jelas-jelas kamu yang nabrak aku. Liat nih, iPhone ku patah. Siku dan lututku juga lecet" (balas membentak)
Tanpa memedulikanku yang kesakitan, cowo itu.
segera berlari. Dibelakangnya juga terlihat beberapa wartawan sedang berusaha mengejarnya.
Tiba-tiba ada seorang cowo yang menolongku, dia membantuku berdiri dan menawarkan pertolongan untuk mengobati lukaku. Ternyata dia Cody Simpson.
— — — Cody POV — — —
Mataku tak bisa terlepas dari gadis itu, perhatikan setiap tingkahnya. Aku melihat gadis itu terjatuh karna ditabrak seorang cowo. Tanpa pikir panjang aku langsung menghentikan dan keluar dari mobilku untuk menghampirinya.
Cody: "Hey kamu tak apa-apa?" (mengulurkan tangan)
Abel: "Ya kurasa aku baik-baik aja" (memegang tangan cowo itu lalu berdiri)
Cody: "Bagus kalo begitu, perkenalkan nama aku Cody Robert Simpson, kamu bisa memanggil aku Cody. Kamu?" (senyum)
Abel: (dalem hati) Wah senyumnya benar-benar mempesona, dia juga sangat baik. "Aku Annabella Turner, panggil saja Abel" (senyum)
Cody: (dalem hati) Wow senyuman gadis ini sungguh manis, suaranya juga lembut
Cody: "Sepertinya aku pernah melihatmu, apa kamu seorang wartawan? Wartawan termuda di New York?"
Abel: "Hehe ya begitulah" (tersenyum malu)
Cody: "Kayanya kaki sama tangan kamu luka, mau aku bantu obatin?"
Abel: "Kayanya gak perlu, aku bisa obatin sendiri nanti. Makasih udah nolong aku" (senyum)
Cody: "Oke kalo gitu ayo aku antar kerumahmu, supaya lukamu bisa cepat-cepat kamu obati" (berjalan kearah mobil)
Abel: "Baiklah" (masuk ke mobil)
— — — — — Skip sampe rumah — — — — —
Abel: "Kita udah sampe, kamu mau masuk dulu?"
Cody: "Kurasa tidak usah, sebaiknya cepat obati lukamu sebelum infeksi"
Abel: (mengangguk) "Sekali lagi terima kasih ya" (senyum)
Cody: "Ur welcome"
— — — Abel POV — — —
Aku segera masuk kedalam rumah dan mengobati lukaku.
Abel: (dalem hati) Sebenarnya siapa ya orang yang nabrak aku tadi? Kenapa dia dikejar banyak wartawan? Ah sudahlah lupakan saja
— — — — — Skip sampe pagi — — — — —
Aku keluar dari kamarku dan melihat Kak Jessie sedang sarapan.
Kak Jessie: "Kamu udah bangun bel? Ayo sini sarapan. Jangan lupa ya nanti kita ada wawancara sama Justin Bieber di studio XXX *random*"
Abel: "Siap bos ehehe"
Aku dan Kak Jessie segera menghabiskan sarapan dan berangkat ke tempat tujuan masing-masing.
— — — — — Skip sampe sekolah — — — — —
Pak Edward wali kelasku memasuki kelas diikuti seorang siswa baru. Kelas menjadi sedikit ribut
Pak Edward: "Anak-anak kita kedatangan teman baru. Perkenalannya nanti saja, sekarang kamu bisa duduk disebelah Abel"
Yap aku duduk sendiri, karna teman sebangkuku Lucy sudah pindah sekolah seminggu yang lalu.
— — — — — Skip sampe istirahat — — — — —
Cody: "Hey kebetulan banget kita ketemu lagi. Bahkan kita satu sekolah, satu kelas, malah sebangku"
Abel: "Ya, Nice to meet you" (tersenyum ramah)
Cody: "Nice to meet you too"
Tak berapa lama kemudian bangkuku menjadi ramai karna banyak yang minta berkenalan dengan Cody, dengan terpaksa aku ngungsi ke bangkunya Stevani
— — — — — Skip pulang sekolah — — — — —
Cody: "Hey mau pulang bareng?"
Abel: "Baiklah"
Cody: "Jadi kenapa kamu menjadi wartawan?"
Abel: "Hey kurasa sekarang kamu yang menjadi wartawan, karna kamu yang lebih banyak bertanya. Hahaha"
Cody: "Aku hanya ingin mengenalmu lebih dekat, apa gak boleh?"
Abel: "Tentu saja boleh. Aku menjadi wartawan karna aku suka, aku juga bisa mendapatkan banyak teman. Kamu sendiri kenapa pindah ke sekolah umum?"
Cody: "Karna jadwalku udah gak terlalu padat. Dan sama sepertimu, karna aku bisa mendapatkan banyak teman"
Abel: "Menarik. Boleh aku menulis artikel tentangmu?"
Cody: "Hmm boleh gak ya? Boleh deh. Tapi tulis yang bagus-bagus ya"
Abel: "Yee itu sih maunya kamu. Hahaha"
Kami tertawa bersama di dalam mobil. Tak terasa sudah sampai di rumah.
Cody: "Udah sampe nih" (menghentikan mobilnya)
Abel: "Oh iya, wah gak terasa ya. Oke kalo gitu aku duluan ya. Makasih Cody" (senyum)
Cody: "Iya sama-sama" (senyum)
Aku segera masuk ke apartemenku dan mandi. Setelah itu aku bersiap untuk wawancara. Hari ini aku memakai tanktop biru laut dengan cardigan hitam, lalu aku memakai rok diatas lutut berwarna biru laut dan sepatu high heels berwarna hitam. Yap walaupun aku hanya seorang wartawan tapi aku selalu berusaha untuk tampil modis
Abel: (dalem hati) Ohiya wawancaranya jam berapa ya? Ah bodoh kenapa aku bisa sampe lupa. Sebaiknya aku segera bergegas
Aku segera mengambil tas ku dan berangkat.
— — — — — Skip sampai studio — — — — —
Aku membuka pintu studio dan kulihat Kak Jessie sedang mempersiapkan peralatan, sepertinya bintang tamunya sudah datang. Dengan sedikit terengah aku menghampiri Kak Jessie *loh kok terengah? karena tadi naik tangga sampe lantai lima pake high heels*
Kak Jessie: "Abel darimana aja sih kamu yang lain tuh udah pada nuggu. Terus kenapa hp kamu mati? Kami jadi susah menghubungimu" (panik)
Abel: "I'm so sorry, aku lupa wawancara hari ini jam berapa. Kalo masalah hp, iPhone ku patah kemarin karna ditabrak orang jadi untuk saat ini aku sedang tidak bisa dihubungi"
Kak Jessie: "Terus kanapa kamu gak minta ganti rugi?"
Abel: (senyum) "Sudahlah lupakan, aku yakin orang itu tidak sengaja. Lagipula aku juga masih bisa menabung untuk beli iPhone baru"
Kak Jessie: "Kamu itu ya kadang kelewatan baik tau, yasudahlah ayo mulai wawancara"
Abel: (mengangguk)
— — — Justin POV — — —
Pintu studio terbuka. Terlihat seorang gadis memasuki ruangan dengan napas sedikit terengah. Aku memperhatikannya dan tidak sengaja aku mendengar pembicaraannya dengan rekannya. Jadi ternyata gadis itu,
What Happened? Tunggu di part selanjutnya yahhh hehehe :D Dadah Babay…
Pagi ini seperti biasa aku harus pergi ke sekolah, lalu setelah itu mencari berita. Aku keluar kamar dan pergi ke ruang makan, kebetulan ada Kak Jessie yang sedang menyiapkan sarapan
Abel: "Kak Jessie ini hasil wawancara kemarin" (sambil memegang flashdisk)
Ohiya Kak Jessie itu seniorku ditempat ku bekerja, dia sudah ku anggap seperti kakakku sendiri. Dan saat ini aku tinggal bersamanya dirumahnya. Dia sendiri yang menawarkan tumpangan, karna dia meresa kesepian bila harus tinggal sendiri.
Kak Jessie: "Oke taro aja di meja, ayo sarapan dulu biar semangat sekolahnya" (duduk di meja makan)
Abel: "Iya kakakku sayang hahaha" (tersenyum jail)
Kak Jessie: (menaruh roti di piring Abel) " Yaudah nih makan rotinya sekalian susunya diabisin ya. Kakak mau berangkat duluan soalnya ada wawancara pagi. Dadaahhh" (melambaikan tangan)
Abel: "Iyaaa, dadaahh hati-hati ya, have a nice day" (melambaikan tangan dan tersenyum)
Kak Jessie: "Have a nice day too" (senyum)
Sesudah menyelesaikan sarapannya aku segera berangkat sekolah.
— — — — — Skip sampe sekolah — — — — —
Aku berjalan di lorong sekolah. Tiba-tiba dari belakang ada yang merangkulku
Abel: "Eh kamu Stev ngagetin aja"
Oh iya satu lagi orang yang paling dekat denganku selain Kak Jessie yaitu Stevani. Dia adalah sahabatku di sekolah, ia juga sering menemaniku saat aku ada wawancara
Stevani: "Yaiyalah aku, emang siapa lagi?" (nyengir)
Abel: "Eh hari ini ada ulangan gak?"
Stevani: "Nggak ada kok, eh bel hari ini ada jadwal wawancara gak?
Abel: "Kasih tau gak ya? haha nggak ada, emang kenapa?"
Stevani: "Yah gak bisa ketemu cowo cakep dong"
Abel: "Wooo dasar pikirannya cowo mulu"
Stevani: "Biarin kan aku masih normal, bweee" (memeletkan lidah)
Abel: "Yeee dasar ahaha"
Stevani: "Eh Abel denger-denger besok mau ada murid baru loh dan dia seorang cowo" (sok serius)
Abel: " Terus apa hubungannya sama aku?"
Stevani: "Ya kali aja kamu kenal sama orangnya, soalnya katanya dia seorang penyanyi terkenal"
Abel: "I don't know, maybe yes maybe no" ( mengangkat bahu)
Stevani: "Yah semoga aja kamu kenal, terus kalo cowonya cakep kamu bisa nyomblangin aku sama dia deh hehehe"
Abel: "Gak janji yaa hahaha"
Sevani: "Iyadeh, udah yuk masuk kelas"
— — — — — Skip pulang sekolah — — — — —
Sepulang sekolah aku langsung ke apartemen untuk istirahat.
Abel: (dalem hati) Untung hari ini libur jadi bisa istirahat dulu. Huft mending aku tidur dulu deh baru nanti sore keluar cari berita
— — — — — Skip tidur — — — — —
Aku terbangun dari tidurku. Aku bergegas mandi. Aku memakai baju casual berwarna orange dan jeans panjang berwarna hitam dengan wedges berwarna merah. Tak lupa aku juga membawa kamera dan headset, aku juga mengantongi iPhone 4Gs ku. Aku berjalan ditengah keramaian kota New York untuk mencari berita dan inspirasi karena aku juga merangkap sebagai street photografer.
Saat aku sedang berjalan tiba-tiba ada seorang cowo yang menabrakku. Cowo itu mengenakan jaket hitam, topi ungu dan kacamata hitam sehingga aku tak dapat melihat wajahnya. Aku terjatuh, siku dan lutut ku lecet. Dan ini yang paling PARAH, iPhone ku patah
Abel: "Aduhh, Aawww, iPhone ku" ( mengeluarkan iPhone)
Cowo: "Heh kalo jalan tuh lihat-lihat" (bentaknya)
Abel: "Yee gak salah kamu ngomong gitu, jelas-jelas kamu yang nabrak aku. Liat nih, iPhone ku patah. Siku dan lututku juga lecet" (balas membentak)
Tanpa memedulikanku yang kesakitan, cowo itu.
segera berlari. Dibelakangnya juga terlihat beberapa wartawan sedang berusaha mengejarnya.
Tiba-tiba ada seorang cowo yang menolongku, dia membantuku berdiri dan menawarkan pertolongan untuk mengobati lukaku. Ternyata dia Cody Simpson.
— — — Cody POV — — —
Mataku tak bisa terlepas dari gadis itu, perhatikan setiap tingkahnya. Aku melihat gadis itu terjatuh karna ditabrak seorang cowo. Tanpa pikir panjang aku langsung menghentikan dan keluar dari mobilku untuk menghampirinya.
Cody: "Hey kamu tak apa-apa?" (mengulurkan tangan)
Abel: "Ya kurasa aku baik-baik aja" (memegang tangan cowo itu lalu berdiri)
Cody: "Bagus kalo begitu, perkenalkan nama aku Cody Robert Simpson, kamu bisa memanggil aku Cody. Kamu?" (senyum)
Abel: (dalem hati) Wah senyumnya benar-benar mempesona, dia juga sangat baik. "Aku Annabella Turner, panggil saja Abel" (senyum)
Cody: (dalem hati) Wow senyuman gadis ini sungguh manis, suaranya juga lembut
Cody: "Sepertinya aku pernah melihatmu, apa kamu seorang wartawan? Wartawan termuda di New York?"
Abel: "Hehe ya begitulah" (tersenyum malu)
Cody: "Kayanya kaki sama tangan kamu luka, mau aku bantu obatin?"
Abel: "Kayanya gak perlu, aku bisa obatin sendiri nanti. Makasih udah nolong aku" (senyum)
Cody: "Oke kalo gitu ayo aku antar kerumahmu, supaya lukamu bisa cepat-cepat kamu obati" (berjalan kearah mobil)
Abel: "Baiklah" (masuk ke mobil)
— — — — — Skip sampe rumah — — — — —
Abel: "Kita udah sampe, kamu mau masuk dulu?"
Cody: "Kurasa tidak usah, sebaiknya cepat obati lukamu sebelum infeksi"
Abel: (mengangguk) "Sekali lagi terima kasih ya" (senyum)
Cody: "Ur welcome"
— — — Abel POV — — —
Aku segera masuk kedalam rumah dan mengobati lukaku.
Abel: (dalem hati) Sebenarnya siapa ya orang yang nabrak aku tadi? Kenapa dia dikejar banyak wartawan? Ah sudahlah lupakan saja
— — — — — Skip sampe pagi — — — — —
Aku keluar dari kamarku dan melihat Kak Jessie sedang sarapan.
Kak Jessie: "Kamu udah bangun bel? Ayo sini sarapan. Jangan lupa ya nanti kita ada wawancara sama Justin Bieber di studio XXX *random*"
Abel: "Siap bos ehehe"
Aku dan Kak Jessie segera menghabiskan sarapan dan berangkat ke tempat tujuan masing-masing.
— — — — — Skip sampe sekolah — — — — —
Pak Edward wali kelasku memasuki kelas diikuti seorang siswa baru. Kelas menjadi sedikit ribut
Pak Edward: "Anak-anak kita kedatangan teman baru. Perkenalannya nanti saja, sekarang kamu bisa duduk disebelah Abel"
Yap aku duduk sendiri, karna teman sebangkuku Lucy sudah pindah sekolah seminggu yang lalu.
— — — — — Skip sampe istirahat — — — — —
Cody: "Hey kebetulan banget kita ketemu lagi. Bahkan kita satu sekolah, satu kelas, malah sebangku"
Abel: "Ya, Nice to meet you" (tersenyum ramah)
Cody: "Nice to meet you too"
Tak berapa lama kemudian bangkuku menjadi ramai karna banyak yang minta berkenalan dengan Cody, dengan terpaksa aku ngungsi ke bangkunya Stevani
— — — — — Skip pulang sekolah — — — — —
Cody: "Hey mau pulang bareng?"
Abel: "Baiklah"
Cody: "Jadi kenapa kamu menjadi wartawan?"
Abel: "Hey kurasa sekarang kamu yang menjadi wartawan, karna kamu yang lebih banyak bertanya. Hahaha"
Cody: "Aku hanya ingin mengenalmu lebih dekat, apa gak boleh?"
Abel: "Tentu saja boleh. Aku menjadi wartawan karna aku suka, aku juga bisa mendapatkan banyak teman. Kamu sendiri kenapa pindah ke sekolah umum?"
Cody: "Karna jadwalku udah gak terlalu padat. Dan sama sepertimu, karna aku bisa mendapatkan banyak teman"
Abel: "Menarik. Boleh aku menulis artikel tentangmu?"
Cody: "Hmm boleh gak ya? Boleh deh. Tapi tulis yang bagus-bagus ya"
Abel: "Yee itu sih maunya kamu. Hahaha"
Kami tertawa bersama di dalam mobil. Tak terasa sudah sampai di rumah.
Cody: "Udah sampe nih" (menghentikan mobilnya)
Abel: "Oh iya, wah gak terasa ya. Oke kalo gitu aku duluan ya. Makasih Cody" (senyum)
Cody: "Iya sama-sama" (senyum)
Aku segera masuk ke apartemenku dan mandi. Setelah itu aku bersiap untuk wawancara. Hari ini aku memakai tanktop biru laut dengan cardigan hitam, lalu aku memakai rok diatas lutut berwarna biru laut dan sepatu high heels berwarna hitam. Yap walaupun aku hanya seorang wartawan tapi aku selalu berusaha untuk tampil modis
Abel: (dalem hati) Ohiya wawancaranya jam berapa ya? Ah bodoh kenapa aku bisa sampe lupa. Sebaiknya aku segera bergegas
Aku segera mengambil tas ku dan berangkat.
— — — — — Skip sampai studio — — — — —
Aku membuka pintu studio dan kulihat Kak Jessie sedang mempersiapkan peralatan, sepertinya bintang tamunya sudah datang. Dengan sedikit terengah aku menghampiri Kak Jessie *loh kok terengah? karena tadi naik tangga sampe lantai lima pake high heels*
Kak Jessie: "Abel darimana aja sih kamu yang lain tuh udah pada nuggu. Terus kenapa hp kamu mati? Kami jadi susah menghubungimu" (panik)
Abel: "I'm so sorry, aku lupa wawancara hari ini jam berapa. Kalo masalah hp, iPhone ku patah kemarin karna ditabrak orang jadi untuk saat ini aku sedang tidak bisa dihubungi"
Kak Jessie: "Terus kanapa kamu gak minta ganti rugi?"
Abel: (senyum) "Sudahlah lupakan, aku yakin orang itu tidak sengaja. Lagipula aku juga masih bisa menabung untuk beli iPhone baru"
Kak Jessie: "Kamu itu ya kadang kelewatan baik tau, yasudahlah ayo mulai wawancara"
Abel: (mengangguk)
— — — Justin POV — — —
Pintu studio terbuka. Terlihat seorang gadis memasuki ruangan dengan napas sedikit terengah. Aku memperhatikannya dan tidak sengaja aku mendengar pembicaraannya dengan rekannya. Jadi ternyata gadis itu,
What Happened? Tunggu di part selanjutnya yahhh hehehe :D Dadah Babay…
0 comments:
Posting Komentar