10 Feb 2013

Aku..

Aku mungkin hanya seorang gadis kecil tak berarti
Aku mungkin hanya seorang gadis kecil penuh keingintahuan
Aku mungkin hanya seorang gadis kecil dengan tawa mengganggu
Aku mungkin hanya seorang gadis kecil yang berucap tanpa akal
Aku mungkin hanya seorang gadis kecil yang manja
Aku mungkin hanya seorang gadis kecil tanpa nama
Tak berhak disebut... Apalagi dikenang...
Semua hilang, tak berbekas, baik pahit ataupun manis...
Kenanganku hanya untuk dilupakan...

Cody Love Story (CLS) - Crazy But True!! part 10 (end part)


Weeyyyy akhirnya keluar juga ending partnya. Enjoy reading ya kawaannnssss (:



Hari demi hari berlalu. Stevani masih dengan gigihnya pdkt dengan Cody. Secret Admirer-ku pun masih sering mengirimkanku bunga dan hadiah-hadiah kecil seperti boneka, anting, scrapbook yang berisi foto-fotoku, dsb. Sampai pada suatu hari...

disekolah, saat pulang sekolah

Cody: "Eh tugas biology nanti ngerjainnya dimana? Kita kelompoknya bertiga kan?"
Abel: "Gimana kalo dirumah gue aja, kan ga terlalu jauh dari sekolah"
Stevani: "Boleh-boleh"

Kita pun mengerjakan tugas dirumahku. Kita ke rumahku diantar Cody.

— — — — — Skip sampe rumahnya Abel — — — — 

Setelah menyelesaikan makalah biologynya, kami mengobrol-ngobrol santai.

Stevani: "Eh aku ke toilet dulu ya"
Abel: "Iyaaa udah sana, entar ngompol lagi"

Stevani pun pergi ke kamar mandi. Aku masih tertawa-tawa, karna lelucon yang dibuat Cody. Tanpa sengaja tanganku menyentuh tangannya Cody, lalu kami saling terdiam dan bertatapan tanpa melepas tangan kami yang masih berpegangan. Lalu tiba-tiba Cody megang tangan aku dan natap mata aku dalem banget, sampe-sampe aku takut dia bisa baca pikiran aku.

Cody: "Bel, aku mau ngomong sesuatu ke kamu"
Abel: (deg-degan) "Iya?"
Cody: "Sebenarnya… Aku sayaaanngg banget sama kamu. Dari semenjak pertama kali aku ngeliat kamu, aku udah tertarik sama kamu. Dan makin aku pendam perasaan aku, ternyata aku makin sayang dan cinta sama kamu,"
Abel: (kaget+speechless)
Cody: "So, apa kamu mau jadi pacar aku?"
Abel: (gugup, kaget, bingung, campur aduk, gado-gado, ketoprak, asinan 
#eh #slap #abaikan) "E-eh Co… Hmmm… Anu… Gimana ya?… Maaf Co, aku ga bisa"

Saat Cody ingin berbicara, tiba-tiba Stevani datang dan salah paham padaku. Dia mengira, aku merebut Cody darinya. Dia mengira, aku menusuknya dari belakang. Dia langsung berlari keluar dan kejalanan. Aku mengejarnya dengan panik. Tiba-tiba aku merasa mendengar suara orang berteriak padaku dan hantaman keras mengenai tubuhku. Lalu semuanya menjadi gelap.

— — — Cody POV — — —

Cody: (teriak) "ABEEELLLLLL…"

Tubuhku menegang seketika. Aku melihat Abel dihantam dengan sangat keras oleh sebuah mobil truk hingga tubuhnya terlempar beberapa meter. Darah bercucuran dari kepala dan hidung Abel. Aku langsung berlari kearah Abel, begitupula dengan Stevani yang tadinya ingin menghindari Abel. Aku langsung memanggil taksi dan membawa Abel kerumah sakit segera. Setibanya di rumah sakit, aku langsung membawanya ke UGD. Sedangkan Stevani menelepon Kak Jessie.






















Apa yang terjadi?
























Mau tau kelanjutannya?














— — — — — Skip — — — — — 

Dua jam sudah Abel berada didalam ruangan UGD tanpa ada kabar apapun. Tak lama kemudian Doker keluar sambil membuka masker dengan wajah penuh keringat tanda kerja kerasnya. Aku, Stevani, dan Kak Jessie langsung menyerbu dokter itu.

Cody: (panik) "Dok gimana dok keadaan Abel? Apa dia baik-baik aja"
Dokter: (menghela napas tanda menyerah)
Kak Jessie: "Dok jawab dok! Ade saya baik-baik aja kan dok?"
Stevani: "Dok gimana keadaan sahabat saya dok?"
Dokter: "Huuhhh… Sebelumnya maaf, kami sudah berusaha semaksimal mungkin. Tapi tuhan berkehendak lain, dia masih koma sampai sekarang. Dan tidak ada tanda-tanda kehidupan sama sekali, bahkan detak jantungnya hampir tidak terbaca dengan alat pendeteksi"

Mendengar penjelasan dokter. Tubuhku melemas seketika. Rasanya jantungku seperti copot. Aku benar-benar tidak menyangka semuanya akan berakhir seperti ini.

Cody: "Dok, boleh saya melihatnya kedalam?"
Dokter: "Silahkan, tapi tolong jangan lama-lama karna pasien juga harus banyak istirahat"
Cody: "Baik dok, terima kasih"

Aku segera masuk ke ruang rawat Abel. Melihat tubuhnya yang dipenuhi dengan perban di sekujur tubuhnya, membuat aku seperti diguyur dengan hujan es batu. Mulai saat ini aku bertekad akan menjaga dan melindungi Abel selama-lamanya.

— — — — — Skip — — — — — 

Beberapa hari ini aku selalu menjaga Abel yang masih belum sadarkan diri. Aku membuka pintu ruang rawat Abel dan duduk disampingnya. Tak lama kemudian terdengar bunyi panjang dari alat pendeteksi hantu 
#ehmaksudnya dari alat pendeteksi jantung yang menandakan bahwa denyut jantungnya sudah tidak ada. Aku yang panik langsung menekan emergency button yang ada disamping tempat tidur Abel. Tak lama setelah itu, masuklah seorang dokter dan beberapa suster yang terlihat sedang mengatur napas karna berlari. Aku langsung disuruh keluar sama salah seorang suster, aku juga langsung menelepon Kak Jessie, Stevani, juga Alli.

Aku benar-benar panik saat itu. Yang ada dipikiranku hanyalah bagaimana caranya agar Abel bisa diselamatkan. Tak lama kemudian terlihat Stevani, Kak Jessie, dan Alli yang terlihat setengah berlari menujuku. 

Kak Jessie: "Apa yang terjadi sama Abel? Kenapa dia bisa begitu?"
Cody: "Aku ga tau kak, tiba-tiba aja dia begitu. Maafin aku ya kak, karna aku ga bisa jaga Abel baik-baik. Aku ga bisa ngelindungin dia. Aku udah gagal jagain dia"
Alli: "Yaudah Ka, sabar aja. Lagipula ini bukan salah Kaka kok. Dan ini juga bukan salah siapa-siapa. Ini murni kecelakaan. Jadi Kaka sabar aja ya, dan yang mesti kita lakukan sekarang adalah berharap bahwa Abel bisa diselamatkan"
Kak Jessie: "Bener kata Alli, ini bukan salah siapa-siapa kok. Dan saat ini kita hanya bisa berdoa semoga Abel ga kenapa-kenapa"

Tak lama kemudian dokter dan para suster keluar dengan tampang putus asa dan penuh dengan peluh *eh bahasa gue baku banget*

Cody: "Gimana dok keadaan Abel? Dia kenapa?" (panik)
Dokter: (putus asa) (geleng-geleng) "Mohon maaf tapi kami sudah berusaha semaksimal mungkin untuk menyelamatkan saudari Abel. Tapi ternyata Tuhan berkehendak lain, kami tidak bisa menyelamatkan saudari Abel. Dia sudah tiada"
Cody: (frustasi) "Gak mungkin dok, Abel ga mungkin ninggalin kita semua. Dokter pasti bercandakan? Abeellll…"

Aku yang tak percaya dengan omongan dokter tersebut langsung berlari kedalam ruangan Abel. Aku melihat dia terbaring tak berdaya. Aku langsung memeluknya dengan penuh perasaan. Aku… Aku… Aku benar-benar tidak ingin kehilangan orang yang sangat kucintai

Cody: "Abel… Maafin aku ya, karna aku kamu jadi celaka kaya gini. Cepatlah sadar. Aku mohon… Aku kangen sama suara kamu, senyuman kamu, candaan kamu. Bel… aku sayang sama kamu. Aku cinta sama kamu. Dan aku gamau kehilangan kamu. Aku janji bakal jagain kamu untuk selama-lamanya. Aku mohon… Kamu cepet sadar ya"

Dengan sepenuh perasaan, aku mencium tangan Abel. Tiba-tiba tangan Abel bergerak, matanyanya pun terlihat mulai terbuka.

Cody: "Abel? Kamu udah sadar?" (langsung panggil dokter yang masih ngomong sama Kak Jessie)
Abel: (lemah) "Cody?"
Cody: "Iya bel, ini aku Cody"
Abel: (terbata-bata) "Yang barusan… kamu bilang ke aku… a-apa… apa bener itu perasaan kamu… yang sebenernya?"

Dokter yang datang, langsung memeriksa keadaan Abel

Dokter: "Benar-benar sebuah keajaiban, padahal awalnya saya kira dia tidak akan bisa bertahan lebih lama lagi. Tapi ternyata itu semua salah. Keadaannya sekarang sudah normal, hanya saja masih sedikit lemah. Keluarganya sudah bisa melihatnya"

Cody: "Oke makasih dok"

Alli, Kak Jessie, dan Stevani langsung masuk menemui Abel yang masih terbaring lemah diatas tempat tidur. Sementara dokter tadi meninggalkan ruangan Abel.

— — — Abel POV — — —

Aku sedikit terkejut melihat kedatangan Stevani.

Abel: (berusaha bangun) "Stevani!"
Stevani: "Udah bel gausah dipaksain, kamu masih terlalu lemah"
Abel: "Tapi Stev, aku harus jelasin-"
Stevani: (memotog omongan Abel) "Cody udah jelasin semuanya kok. Maafin aku ya bel. Seharusnya sebagai sahabat yang baik, aku tau gimana perasaan kamu sebenernya. Bukannya malah marah ke kamu karna perasaan aku sendiri"
Abel: (bingung) "Maksud kamu?"
Stevani: "Aku tau, sebenarnya kamu juga suka kan sama Cody. Dan aku mau, kalian bisa berdua untuk selamanya. Dan Cod, jagain Abel ya! Aku gamau kalo dia sampe kenapa-kenapa"
Cody: "Sip bos! Dan Abel, apa yang kamu denger tadi itu bener. Aku sayang dan cinta sama kamu. Makadari itu, apa kamu mau jadi separuh bagian hidupku?"
Abel: (mengangguk sambil tersenyum lemah)
Alli: "Yeeeeaaayyyy"
Kak Jessie: "Cody, jagain adeku tercintah ya"
Cody: "Siap kak :D"

Dan hiduplah aku dengan Cody dengan bahagia. Hingga 15 tahun kemudian, kami menikah dan mempunyai seorang anak perempuan yang sangat cantik. Dengan mata aqua, rambut blonde, kulit putih, senyum manis, benar-benar pelengkap kebahagiaan ku dengan Cody

— — — — — THE END — — — — —

Cody Love Story (CLS) - Crazy But True!! part 9

Enjoy reading angels :D


Aku dan Stevani segera menuju ke arah kedai ice cream yang tadi ditunjuk Stevani. Sesampainya di kedai ice cream itu, aku dan Stevani langsung mesen ice cream. Pas Stevani mau bayar semua ice creamnya, dia ngambil uang dari dompetnya tapi tanpa sengaja jatuh selembar foto dari dalam dompetnya ke deket kakiku. Aku reflek langsung ngambil foto itu, ternyata itu foto Cody yang lagi tertawa lepas dikelas. DEG! Tiba-tiba aja seluruh badanku melemas. Aku langsung menatap Stevani, tapi dia malah gelagapan salting gitu.

Abel: "Stev, kamu suka sama Cody?"
Stevani: (salting) "Eh… Itu… itu ehmm… iya, aku suka sama Cody"
Abel: (kaget) "Oh"
Stevani: "Menurut kamu, Cody bakal suka juga gak sama aku?"
Abel: "Aku ga tau, mungkin bisa"
Stevani: "Sebenernya rencananya mulai hari ini aku pengen nyoba pdkt sama Cody, nanti malem aku mau ngajak dia nonton. Kamu bantuin aku yaaa please"
Abel: (tersenyum lemah) "Iyaa aku pasti bantuin kok"
Stevani: "Aaaaa thank you Abel, kamu emang bener-bener sahabat terbaikku. I love youuu"
Abel: "You're my the best bestfriend ever I had too, love you more"

Kami pun mengobrol-ngobrol tentang Cody. Aku memberitahukan semua detail-detail kesukaan Cody yang ku ketahui. Tak lama kemudian datang Cody, Cambo, sama Jake menghampiri aku dan Stevani. Otomatis Stevani jadi salting ga jelas.

Abel: "Udah selesai surfingnya? Kok cepet banget?"
Cambo: "Iya nih, abis pantainya rame banget jadi ga enak deh surfingnya" *itusih DL-_-*
Abel: "Oh, eh tadi sorry ya kita gak bilang-bilang kalo mau ke kedai ice cream"
Jake: "Gapapa kok, asal jangan sering-sering aja ngilangnya"
Abel: "Hahaha hmmm gimana yaa??"

Kami pun tertawa semua, kecuali Stevani yang masih salting salting ga jelas.

Cambo: "Hey Stevani, what's wrong? Kok kayanya daritadi kamu salting gitu"
Stevani: "Huh? Hmmm… aaaa… Nothing"
Abel: "Guys udah yuk pulang, udah sore nih"
Cody: "Kalo gitu yaudah ayo"

Akhirnya kita pun pulang. Aku sama Stevani dianter sama Cody, cuma bedanya biasanya yang duduk didepan samping Cody itu aku tapi sekarang Stevani. Terus juga keliatannya mereka udah mulai deket walaupun baru ngobrol sebentar. Terbukti, daritadi aku dikacangin. Daripada dikacangin aku sih mendingan tidur lagipula juga aku cape.

— — — Cody POV — — —

Cody: "Okedeh, udah sampe tuh Stev"
Stevani: "Iyaa :) thanks ya Cod, Good night"
Cody: "Good night too"

Setelah mengantar Stevani, aku langsung nganter Abel kerumahnya.

Cody: (dalem hati) Kok tumben ya ini anak ga kedengeran suaranya?

Pas aku nengok kebelakang ternyata Abelnya lagi tidur.

— — — — — Skip sampe rumahnya Abel — — — — —

Cody: "Bel bangun bel, udah sampe nih dirumah kamu"

Tapi karna Abelnya ga bangun-bangun, yaudah jadinya aku gendong dia sampe kamarnya *Cape mameeennn* Setelah mengantar Abel, aku pun capcus pulang

— — — Abel POV — — —

Abel: "Hooaaammm loh kok bisa ada dikamar?"

Aku keluar kamar dan menghampiri Kak Jessie yang sedang berada di ruang baca.

Abel: "Kak kok aku bisa ada dikamar sih?"
Kak Jessie: "Iyaa tadi Cody yang gendong kamu ke kamar, abis kamunya kebo sih dibangunin ga bangun bangun"
Abel: "Yaah abis cape sih kak hehe"

Tak lama kemudian telepon rumah pun berbunyi.

otp
Abel: "Haloo... Abel disini"
Stevani: "ABEELLL KAMU HARUS BANTUIN AKU…"
Abel: "Hah bantuin ngapain?"
Stevani: "Aku mau mulai pdkt nih sama Cody, aku mau ngajakin nonton tapi gatau gimana caranya"
Abel: "Tinggal ajakin aja ribet amat -_- Kalo engga nanti gue yang ngatur dah gampang itu mah"
Stevani: "Aa thank you Abel, gue serahin semuanya ke elo deh"
Abel: "Sip woles aja sama gue"
Stevani: "Okedeehh bye Abel"
Abel: "Bye Stevani"

Telepon pun terputus. Aku segera melihat jam. Baru jam 10 pagi. Aku memutuskan bersantai dirumah hari ini.

Abel: (dalem hati) Oh iya, Cody kan orang sibuk jadi harus kasih tau dari sekarang.

Aku langsung ngambil hp aku dikamar dan mengsms Cody

To: Cody 
From: Abel

Co, kamu hari ini bisa nonton gak bareng aku sama Stevani?

Beberapa menit kemudian aku baru mendapat balasan dari Cody

To: Abel
From: Cody

Eh sorry baru bales, baru selesai pemotretan. Bisa kok


To: Cody
From: Abel

Sipsiipp :) Kita ketemu di bioskop 143 aja yaa jam 5 pm. See yaa


To: Abel
From: Cody

Okeeeyyy ;D See hun


DEG! DEG! DEG!
Abel: (dalem hati) Ini apa maksudnya pake hun segala? Ah paling Cody cuma bercanda 

— — — — — Skip — — — — —

— — — Cody POV — — —

Aku baru sampai di bioskop yang disebutkan Abel tadi. Tapi aku hanya melihat Stevani, tanpa Abel.

Cody: "Loh Stev, Abelnya mana?"
Stvani: (salting) "Eehh… Ituu.. Gatau deh"

Tak lama kemudian, aku mendapatkan sms dari Abel.


To: Cody
From: Abel

Co, maaf ya aku gabisa dateng. Aku mendadak ga enak badan. Have fun yaa sama Stevani nontonnya.

Stevani: "Ada apa Co?"
Cody: (khawatir + lemes) "Abel gabisa dateng, katanya lagi gaenak badan"
Stevani: "Oh yaahh gaseru dong, tapi tiketnya udah terlanjur beli nih"
Cody: "Yaudah mau gimana lagi, ayo masuk udah mulai tuh filmnya"
Stevani: "Beneran gapapa?"
Cody: "Iyaa udah ayo"

Di lain sisi…

— — — Abel POV — — —

Abel: "Haduuuhh kenapa gue jadi uring-uringan sendiri begini? Kenapa gue ngerasa ga rela ngebiarin Stevani sama Cody nonton berdua. Aduuuhhh ada apasih sama gue? Yaudahlah mending dengerin musik"

— — — Cody POV — — —

Selama nonton, aku ga bener-bener konsen ke filmnya tapi pikiran aku melayang ke Abel. Entah kenapa aku bener-bener merasa khawatir begitu mengetahui kabar kalau ia sakit. Setelah selesai nonton, aku nganter Stevani pulang dulu. Setelah itu, aku menyempatkan diri untuk mengunjungi Abel. Begitu sampai rumahnya, aku langsung masuk tanpa ngetok pintu.

Bukaaannn, bukannya ga sopan tapi itu permintaan tuan rumahnya sendiri. Katanya sih mereka kadang terlalu sibuk untuk sekedar bukain pintu makanya disuruh langsung masuk aja. Selain itu juga karna mereka udah deket banget sama aku.

*back to story*

Aku langsung pergi ke kamar Abel. Aku ketok pintunya beberapa kali tapi ga ada yang bukain. Karna takut Abel kenapa-napa, aku langsung buka pintu kamarnya

Cody: "Abel?"

— — — Abel POV — — —

Karna ingin melupakan pikiran-pikiran yang sedari tadi menggangguku, aku mendengarkan musik dengan volume penuh di headphoneku. Tanpa diduga, ternyata pintu kamarku dibuka. Aku yang kaget langsung terkesiap.

Cody: "Abel?"
Abel: (kaget) DEEGG!! "Cody? Ngapain kamu disini?"
Cody: "Kamu ga apa-apa? Masih sakit?" (memegang kening Abel)
Abel: "E-eh iya… iya kok aku udah gapapa"
Cody: "Baguslah, tadi aku sempet khawatir loh pas tau kamu lagi sakit makanya aku mampir kesini dulu"
Abel: "Oh, thanks ya Co :) tapi aku udah gapapa kok, cuma tadi agak ga enak badan aja"

Tiba-tiba perutku bunyi.

Cody: "Kamu belum makan?"
Abel: (menggeleng)
Cody: "Yaudah kalo gitu tunggu ya, aku ambilin dulu makanan untuk kamu"
Abel: "Eeh aku bisa ambil sendiri kok"
Cody: (membelai lembut rambut Abel sambil tersenyum lembut) "Udah kamu disini aja, kan kamu abis sakit. Tunggu bentar ya"
Abel: (nurut) (deg-degan) (mengangguk)

Tak lama kemudian, datanglah Cody dengan sepiring besar penuh dengan spaghetty.

Abel: "Kamu mau ngasih makan aku apa kuli Co? Banyak amat"
Cody: "Ya kamulah hahaha gapapa biar kamunya cepet sembuh"
Abel: "Yatapi ini banyak banget Co buat aku sendiri"
Cody: "Kata siapa ini buat kamu sendiri? Emang aku ga makan, aku kan juga butuh makan"
Abel: "Tapikan ini piringnya cuma satu"
Cody: "Gapapa kan biar romantis"
Abel: "Isshh berasa bet pacaran -_- yaudah deh yuk makan udah lapet nih"
Cody: "Nah ayo"

Akhirnya kita makan sepiring berdua. Kita makan sambil bercanda-canda terus kadang suap-suapan *miss this moment* sampe spaghettynya abis.

— — — Cody POV — — —

Abel: (Tergeletak di lantai) "Huaaa kenyang ya Co"
Cody: (tergeletak disamping Abel) "Iyalah, gimana ga kenyang yang paling banyak makan kan kamu"
Abel: "Ih engga sih enak aja, kamu tuh yang makannya kaya kuli, banyak banget"
Cody: "Enak aja"
Abel: "Co, ngantuk ya?"
Cody: "Iya…" (menengok kesamping)
Cody: "Yaahhh ini anak udah tidur -_- tapi lucu juga mukanya waktu tidur, polos kaya anak-anak"

Aku langsung menggendongnya dan memindahkannya ke kasur. Melihat muka Abel yang begitu polos dan cantik, aku tak dapat menahan perasaanku. Sebuah kecupan dari bibirku sudah mendarat di bibirnya. Aku menciumnya dengan sangat lembut *karna takut Abelnya kebangun*. Setelah mengecupnya, aku langsung bergegas pulang.

Cody: "Good night Abel, have a nice dream"

Sesampainya di mobil, aku memegang bibirku sambil tersenyum. Membayangkan kejadian yang tadi. Kurasa aku sudah benar-benar tak dapat menahan perasaanku sekarang. Aku harus memperjuangkan cintaku.

— — — Abel POV — — —

Beberapa menit setelah Cody meninggalkan rumah Abel

Aku terbangun dari tidurku. Aku langsung memegang bibirku.

Abel: (dalem hati) Ternyata cuma mimpi. Mimpi yang sangat indah. Entah mengapa, tapi ciuman Cody itu terasa sangat nyata. Aduh Abel, apaan sih yang lo pikirin. Jelas-jelas lo tau kalo Stevani itu suka sama Cody, masa lo mau makan temen sendiri. Gak! Ga boleh, gue gaboleh suka sama Cody. Tapi gue ga bisa bohongin diri gue sendiri kalo gue itu suka sama Cody. Dan gue merasa nyaman banget kalo lagi ada di deket Cody.

Karna terlalu banyak pikiran yang terlintas olehku, tanpa sadar aku tertidur kembali. 

— — — — — Skip — — — — —

Kriiinngggggg~

Abel: "Aduh siapa sih pagi pagi gini yang dateng"

Aku langsung beranjak dari kursi makan dan membuka pintu. Tapi waktu aku buka pintunya, ga ada siapa-siapa. Waktu aku pengen jalan ke depan halaman, tiba-tiba kakiku menendang sebuah kotak kecil berwarna biru lembut dengan pita hijau lembut disertai sebuket bunga lily warna pink

Abel: "Hah apaan nih? Wah lily, tau aja gue suka lily. Dari siapa nih?"

Aku liat bunganya, di bunganya ada sebuah kartu ucapan. Kartu itu isinya begini

To: Someone special, Abel
From: Your secret admirer

How'd you get to be so fly
How'd you get to shine so bright, girl
How'd you get to look like that, tell me
Please heaven don't you call her back




Aku yang membacanya hanya tersenyum kagum. Bagaimana mungkin orang itu mengetahui bunga dan warna kesukaannya. Dan juga membaca puisi singkat yang begitu indah, membuat aku semakin penasaran dengan orang ini.

Aku segera masuk ke dalam kamar dan membuka hadiah tadi. Ternyata isinya sebuah gelang dengan liontin menara-menara eifel kecil disekelilingnya. Sangat indah. Aku langsung memakai gelang itu, karna aku sangat suka dengan gelangnya.

— — — — — Skip — — — — —

Hari demi hari berlalu. Stevani masih dengan gigihnya pdkt dengan Cody. Secret Admirer-ku pun masih sering mengirimkanku bunga dan hadiah-hadiah kecil seperti boneka, anting, scrapbook yang berisi foto-fotoku, dsb. Sampai pada suatu hari...



Apakah yang terjadi??? Jeng… Jeng… Jeng… Jeng… *sound effect* Tunggu part selanjutnya aja yaa :) bubaaayyy Ohya komennya jangan lupa ke 
@nabellayanza

Cody Love Story (CLS) - Crazy But True!! part 8

Maap yakkk kalo part yang ini lama banget keluarnya hehe :) enjoy reading kawans


Aku dan Alli pun langsung pergi naik taksi kerestoran dekat taman *taman yang ada kolamnya ditengah*. Taman itu sangat indah jika malam hari dengan lampu-lampu hias sebagai penerang. Aku dan Alli mengambil meja didekat jendela yang menghadap ketaman. Setelah memesan kami menunggu beberapa menit. Makanan pun datang, kami langsung menyantap habis makanan yang kami pesan. Setelah selesai makan, Kami ingin pulang kerumah masing-masing, hanya saja niatku untuk pulang aku batalkan karna aku melihat Justin ditaman.

Aku ingin menghampirinya, namun tidak jadi begitu kulihat Justin sedang bersama Selena. Tak lama kemudian aku melihat mereka saling berpegangan tangan, saling menatap, lalu…… mereka kissing MEREKA KISSING *diulang biar seru*. Spontan aku langsung duduk meringkuk dan air mataku bercucuran tanpa henti. Lalu tanpa aku sadari ternyata dibelakangku masih ada Alli, dia tidak jadi pulang begitu melihatku berjalan ke arah taman

Alli: "Loh Abel? Kamu nangis? Kenapa?" (khawatir)

Aku yang masih shock melihat Justin tidak menjawab pertanyaan Alli. Aku masih tidak sanggup melakukan apapun termasuk berbicara. Aku mencoba menabahkan hatiku. Lalu aku berdiri menghampiri Justin dan Selena.

Abel: "JUSTIN! KENAPA KAMU JAHAT BANGET SAMA AKU? APA AKU PUNYA SALAH SAMA KAMU? KENAPA HARUS DIHARI SPESIAL AKU JUSTIN, DIHARI ULANG TAHUN AKU. Cody aja bahkan sampe ngerayain birthday aku, Stevani walaupun matanya berat banget tapi dia bela-belain bangun cuma sekedar buat ngucapin happy birthday. Kak Jessie yang jauh di paris sana nyempet-nyempetin nelfon buat nyanyiin lagu happy birthday. Tapi kamu? Pacar yang sangat aku sayang malah ciuman sama cewe lain" (penuh emosi)
Justin: "Tapi-" (kaget)
Abel: "Aku kecewa sama kamu Justin. Aku sadar kalo aku gak pantes buat kamu, apalagi untuk seorang superstar kaya kamu. Harusnya dari awal aku tau diri. Mulai sekarang, aku mau kita putus. Thanks udah bikin aku bahagia walaupun cuma sesaat. Ini kalung kamu, aku gak pantes nerimanya" 

Aku langsung menarik paksa kalung yang sedang kukenakan sampai putus, kurasa leherku juga berdarah karna leherku terasa sakit. Tapi sakitnya leherku tidak seberapa dibandingkan sakit hati aku ini. Aku langsung pergi meninggalkan Justin dan Selena yang masih mematung disitu. Dan kurasa Alli juga sudah pulang karna aku sudah tidak melihatnya lagi ditaman. Aku langsung menghentikan taksi dan pulang.

Selama didalam taksi, air mataku kembali bercucuran. Sampai sebuah lagu Favorite girlnya Justin terputar. Ternyata hpku berbunyi karna ada sebuah telepon, karna mendengar lagunya membuat aku tambah sedih jadi aku langsung mematikan hpku. Sesampainya dirumah aku langsung menangis sejadi-jadinya didalam kamar menuangkan semua rasa kesalku sampai-sampai napasku terasa sesak. Aku pun tertidur saking letih menangis semalaman. Aku terbangun oleh suara nyanyian orang diluar rumah.

Abel: (marah) "Siapa lagi itu orang diluar berisik aja, gatau orang lagi kesel apa"

Aku langsung keluar dari kamar terus ke kamar mandi bawa ember berisi air. Lalu aku langsung buka pintu rumah lalu aku langsung siram orang yang berisik diluar rumah

Abel: (marah) "Berisik banget sih! Gatau orang lagi kesel apa gangguin aja sih. Lagian juga gak ada duit receh"

Pas aku liat mukanya ternyata itu Cody

Cody: "Isshhh jahat banget sih :( orang mau ngehibur juga, malah disiram"
Abel: "Loh Cody? Kok kamu bisa disini? Eh sorry ya aku kira kamu pengamen abis berisik sih"
Cody: "Mana ada pengamen yang kece dan sexi kaya aku" (megang rambut sendiri) *bergaya sok cool*
Abel: "—_______— Yaudah cepetan mau masuk gak, kalo enggak aku tutup lagi nih pintunya"
Cody: "Eh eh eh tunggu dong kan aku mau masuk"
Abel: "Sorry ya Co, aku gatau kalo itu kamu. Lagian udah malem juga berisik didepan rumah orang. Nih ganti baju dulu" (memberikan sebuah kemeja bekas ayahku yang tertinggal waktu ayahku berkunjung kesini)

Setelah Cody ganti baju, cody menghampiriku dan duduk disampingku yang sedang duduk termenung di sofa.

Abel: "Eh udah selesai co? Maaf ya aku tadi gak sengaja, lagian kamu mau ngapain malem-malem gini kesini"
Cody: "Tadi aku dikasih tau Alli, katanya kamu nlangis ditaman. Emang ada apa?"

Aku menceritakan secara detail kejadian tadi, mulai dari berpegangan tangan sampai mereka ciuman. Mengingat kejadian itu, air mataku mulai bercucuran lagi.

Cody: "Eh maaf bel, aku gak bermaksud buat bikin kamu sedih. Kamu boleh kok nangis sepuasnya dibahuku" (memeluk Abel)

Aku langsung memeluk Cody, dan menumpahkan semua kekesalanku pada Justin lewat tangisan. Aku terus menangis sambil memeluk Cody hampir kira-kira 3 jam.

Cody: "Yaudah lah bel, lupain aja itu orang. Orang kaya gitu tuh gapantes buat ditangisin" (membelai lembut rambut Abel)

Aku mulai merasa tenang, hanya saja aku masih sesegukan. Saat aku sudah mulai tenang aku mulai berbicara.

Abel: "Aku tuh emang bodoh ya Co, harusnya aku tuh ngaca kalo aku gak pantes buat Justin. Aku tuh gak ada apa-apanya dibanding Selena. Selena itu tuh lebih cantik, lebih baik, dan yang jelas dia juga seorang superstar nggak kaya aku. Aku- "
Cody: (memotong omongan Abel dan meletakkan telunjuknya di bibir Abel) "Sshhhtt udah ya, kamu gak boleh ngomong kaya gitu terus. Dimata aku, cuma kamu satu-satunya cewe ter perfect yang pernah aku temuin"
Abel: (memeluk Cody) "Thanks ya Co, aku gak tau deh gimana jadinya aku kalo gak ada kamu. Thank you so much"
Cody: "It's okay" (balas memeluk Abel)

Saat Cody memelukku, tanpa sengaja dia menyentuh leher belakangku. Otomatis aku sedikit mengerang

Abel: (melepas pelukan lalu memegang leher) "Aawwwhhh"
Cody: "Leher kamu kenapa? Biar aku obatin ya"

Aku hanya mengangguk. Cody segera mengambil kotak P3K dan mengobati lukaku.

Cody: "Aku mau nyanyi buat kamu"
Abel: "Yeaayy ayo nyanyi" (bersemangat)

Baru Cody mau memetik senarnya dia langsung menghentikan permainan.

Cody: "Tapi janji jangan siram aku, trauma nih"
Abel: "Hehe I promise Codeh ._.v"

Lalu Cody langsung menyanyikan lagu Don't Cry Your Heart Out
#np Don't Cry Your Heart Out - Cody Simpson

Aku sangat menikmati setiap irama yang Cody nyanyikan, setelah selesai Cody selesai bernyanyi reflek aku bertepuk tangan gembira

Abel: "Awww thank you Co :) but now I'm feel slepy"
Cody: "Yaudah aku anterin kamu kekamar ya"
Abel: (mengangguk)

Saat sampai di kamar, aku langsung berbaring ditempat tidur sedangkan Cody berdiri disamping tempat tidur. Tapi tiba-tiba mati lampu *apabanget sih -_-* aku yang emang takut gelap, otomatis sedikit panik karna gak keliatan apapun

Abel: "Co? CODY!"
Cody: "Hey aku ada disebelah mu tepat disebelahmu" (mengeluarkan iPhone)

Cody langsung mengeluarkan iPhonenya dan menarik kursi rias ku kesamping tempat tidurku.

Cody: "Hey tenang, aku ada disini. Aku gak akan ninggalin kamu" (memegang tangan Abel)

Aku yang emang takut gelap langsung memegang tangan Cody dan tidak melepaskannya.

Abel: "Co, jangan tinggalin aku ya. Aku takut gelap"
Cody: "Yaudah kalo gitu, untuk malem ini aku nungguin kamu disini oke" (mengelus tangan Abel untuk menenangkannya)
Abel: "Thanks Co"

Tak lama kemudian pun aku tertidur

— — — Cody POV — — —

Cody: (dalem hati) Aku bener-bener gak tega ngeliat Abel kaya gini. Dia bener-bener keliatan gak berdaya. Andai aja yang jadi cowok kamu itu aku, aku pasti gak akan ngelakuin itu ke kamu. Aku pasti akan jaga kamu baik-baik. Aku pasti akan ngelindungin kamu bel

Tanpa sadar, aku pun ikut tertidur disamping Abel.

— — — — — Skip sampe pagi — — — — —

Sinar matahari yang masuk menyelinap gorden jendela membuatku terbangun dari tidurku. Aku melihat ada beberapa Missed call dari Dad. Aku langsung menelepon Dad.

otp
Dad: (khawatir) "HALLO CODY? DARIMANA SAJA KAU SEMALAMAN TIDAK PULANG"
Cody: "Calm down dad, sorry semalem aku abis nemenini temen aku yang sakit dirumahnya"
Dad: "Tapi kenapa tidak kamu kabari Dad"
Cody: "Maaf dad aku janji aku tak akan mengulanginya"
Dad: "Oke baiklah, sekarang bisakah kau pulang karna dua jam lagi kau harus ke studio"
Cody: "Maaf dad, tapi kurasa aku sedang tidak bisa beraktifitas sekarang, temanku membutuhkanku"

Tanpa kusadari ternyata Abel sudah terbangun dari tadi.

Abel: "Ada apa? Apa kau harus pergi?"
Cody: "Abel, kamu udah bangun. Enggak kok aku udah batalin semua schedule aku hari ini"
Abel: "Loh kenapa? Aku udah engga apa-apa kok. Kalo kamu harus pergi, pergi aja"
Cody: "Beneran kamu udah nggak apa-apa?"
Abel: "Iya, aku udah gapapa :) Thanks for everything Co"
Cody: (mengangguk) "Yaudah kalo gitu aku pergi dulu ya, bye"
Abel: "Bye, hati-hati ya"
Cody: "Iya"

Aku langsung pergi meninggalkan Abel *takut dimarahin dad x_x*

— — — Abel POV — — —
Abel: (dalem hati) Aku beruntung banget ya punya temen kaya Cody. Dia selalu ada buat aku. 

Tiba-tiba aku teringat acara besok. Besok kan ada Wawancara acara premiere nya twilight. Sedangkan matanya madih bengkak banget. Masa iya ke red carpet dengan mata bengkak? Lalu aku segera bangkit dari kubur *eh salah :X* bangkit dari kasur menuju dapur. Aku pernah melihat di salah satu film korea cara menghilangkan mata yang bengkak yaitu dengan cara mengompresnya dengan sendok yang sebelumnya sudah didinginkan. Aku langsung mengambil sendok lalu meletakkannya di frezeer. 5 menit kemudian aku mengambil sendoknya dan meletakannya di mataku.

Bengkak dimataku sudah sedikit menghilang. Aku langsung ke kamar untuk fitting baju. Aku memilih untuk menggunakan dress hitam pendek dengan roknya sedikit di rampel ditambah sebuah pita dibagian samping pinggang kirinya menambah manis dress itu. Setelah itu, aku lebih memilih untuk membaca novel karna itu bisa membuatku mengalihkan pemikiran. Saat aku sedang membaca novel tiba-tiba bel rumahku berbunyi. Aku segera keluar dan melihat siapa yang datang.

Abel: "Hey Alli :) Kamu kok tau rumah aku? Ayo masuk"
Alli: "Hey bel :) Aku tau dari Cody, dia juga yang nyuruh aku kesini katanya takut kamu ngelakuin hal aneh"
Abel: "Hal aneh? Hahaha aku emang iya putus cinta, tapi kalo putus akal ya engga lah"
Alli: "Tau tuh, aku sih juga yakin kamu gak akan ngelakuin hal konyol. Tapi dianya tetep aja maksa aku katanya khawatir banget. Nanti juga kalo abis pulang dari studio juga pasti langsung kesini"
Abel: "Kamu beruntung banget ya punya kakak yang baik banget kaya Cody"
Alli: "Emang, pokoknya dia itu tuh the best ever"
Abel: "Oh ya kamu mau minum apa?"
Alli: "Hmmm orange juice satu, sama pizzanya satu ya"
Abel: "-_-"
Alli: "Hehe canda bel, apa aja kok minumnya"
Abel: "Okay, wait a minutes"
Alli: "Sip deh"

Aku mengobrol-ngobrol dengan Alli sampai tak terasa waktu berjalan begitu cepat. Hari sudah mulai malam. Jam menunjukkan pukul 19.45. Alli segera pamit pulang, saat Alli baru pergi tak lama kemudian Cody datang.

Abel: "Hai Cod, ayo masuk :)"
Cody: "Woke woke"

Kami pun duduk di sofa living room.

Abel: "Ada apa Co kamu kesini?"
Cody: "Aku cuma mau liat keadaan kamu doang kok"
Abel: "Ooo cuma mau liat, sekarang udah liat kan? Dah sana-sana pulang"
Cody: "Isshhh jahat, ngusir nih cyyiiiinnn" *Cody versi banci*
Abel: "Iya booo"
Cody: "Hah beneran :("
Abel: "Hehehe enggak kok, becanda bang"
Cody: "Yaudah deh bel aku pulang yaa, biar kamu bisa istirahat"
Abel: "Eh mau pulang beneran?"
Cody: "Iyaaa kan biar kamu bisa istirahat"
Abel: "Oh yaudah deh, bye… Take care yaa"
Cody: "Iyaa :) byeee"

Dan……… jeng jeng jeng jeng
Tinggallah aku sendiri. Karna bosan aku langsung tidur ke kamar. Aku selalu berusaha untuk tidak memikirkan kejadian kemarin, karna itu hanya akan menghancurkan mood ku

— — — — — Skip sampe pagi — — — — —

Malam ini adalah acara premiere twilight. Aku sedang bersiap diruang make-up ku. Tiba-tiba ada seorang cowo yang membuka pintu dan datang menghampiriku.

Cowo: "Halo pasti kamu Abel kan?"
Abel: (senyum) "Iya, kamu?"
Cowo: "Kenalin aku Niall Horan, panggil aja Niall, aku rekan kamu nanti" mengulurkan tangan
Abel: "Oh aku Jessica Abellia, panggil aja Abel. Nice to meet you"
Niall: "Nice to meet you too. Wah gak sia-sia aku tetap disini dan ngambil job ini, ternyata patnernya seorang bidadari haha"
Abel: "Haha bisa aja kamu :D"
Abel: "Iyaya haha aku juga ga nyangka bakal dapet partner kaya kamu, emangnya kamu mau kemana"
Jacob: "Aku baru selesai syuting dan recananya kemarin mau ke Indonesia, eh ternyata ada job mendadak disini. Niatnya sih tadi mau nolak, tapi hati aku bilang jangan nolak dan disinilah aku berada. Didepan seorang bidadari yang sangat cantik"
Abel: (memerah) "Haha stop it Niall, you make me blushing hahaha"
Niall: "Haha kamu jadi keliatan lebih cantik kalo lagi tertawa seperti itu"

Tiba-tiba ada cewe sekitar 28 tahunan yang membuka pintu dan masuk keruang

Cewe: "Hey hurry up, acara udah mau dimulai"
Abel: "Okay" (senyum)
Nial: "Ayo"

Acara udah dimulai, artis-artis mulai berdatangan. Pertama ada Kristen dan Robert Pattinson, aku dan Nialk menyapa mereka hangat. Begitu pula dengan artis-artis selanjutnya, sampai Justin dan Selena datang. Mereka terlihat bahagia dan sangat mesra. Seketika tubuhku menjadi kaku, senyuman di wajahku luntur, aku benar-benar kaget dan tidak menyangka bahwa akan bertemu dengan orang yang paling tidak ingin kutemui beberapa waktu ini.

Niall: (menepuk lembut pundak Abel) "Abel, what's happenned?"
Abel: "Oh nothing" (memasang senyum terpaksa)

Abel: (dalem hati) Kenapa harus ketemu dia disaat seperti ini? Apa yang harus lakukan. Aku harus profesional, aku gamau nyampurin urusan pribadi sama kerjaan. Ya sapa mereka dengan hangat

Niall: (senyum) "Okay :)"

Justin dan Selena sudah ada tepat didepanku dengan Niall. Niall menyapa mereka ramah, begitu pula dengaku yang menyapa mereka dengan ramah.

Sepertinya mereka juga ga mau lama-lama didepanku, karna mereka langsung pamit masuk kedalam. Tak lama kemudian disusul Cody yang datang dengan seorang wanita.

Abel: "Hey Co!"
Cody: "Hey juga :) Are you okay? Tadi aku ngeliat dia lewat"
Abel: "Yeah, I'm okay"
Cody: "Good, ohya kenalin ini Kylie temen aku"
Kylie: "Hai I'm Kylie Jenner, call me Kylie nice to meet you"
Abel: "Hai I'm Abel :) Nice to meet you too"

Aku dan Kylie pun berjabat tangan. Niall juga kenalan sama Cody dan Kylie, lalu Cody dan Kylie izin masuk duluan.

— — — — — Skip — — — — —

Acara sudah selesai, aku sudah bersiap untuk pulang. Saat ingin pulang, tiba-tiba Niall menghampiriku dan menawarkan tumpangan. 

Niall: "Hello Abel, mau pulang bareng?"
Abel: "Gausah deh takut ngerepotin hehe"
Niall: "Ngga ngerepotin kok, aku malah seneng kalo kamu mau aku anter"
Abel: "Oke deh"

Aku pun pulang bareng Niall naik mobil sport putihnya *kenapa harus selalu mobil sport?* 
#abaikanSesampainya didepan rumah gue, gue turun dari mobilnya dan pamit untuk masuk duluan.

Abel: "Niall, thanks yaa :) Yaudah kalo gitu aku masuk duluan ya. Good night"
Niall: "Iyaa daadah good night :)"

Aku langsung masuk ke dalem rumah, mandi, tidur.

— — — — — Skip sampe pagi — — — — —

Sinar pagi mentari yang berhasil menyelinap masuk ke kamarku ditambah udara pagi yang sangat sejuk membangunkanku dari kerajaan mimpiku *ini apa maksudnya?* 
#traktekdumcess #abaikan 

Aku langsung bangun dari tempat tidurku dan berjalan menuju dapur. Saat aku ingin berjalan ke dapur, pintu depan rumahku seperti diketuk. Aku membukakan pintu.

Abel: (membuka pintu) "Loh Cody? Ada apa pagi-pagi gini kemari? Ayo masuk dulu Co"
Cody: "Hai bel :) Aku cuma mau main doang kok hehe"
Abel: "Oh, kamu udah sarapan? Aku mau bikin lasagna nih"
Cody: "Belum hehe *nyengir* Wah mau dong mau, yang enak ya"
Abel: "-_- kalo gitu bilang aja mau numpang makan"
Cody: "Hehe itukan cuma tujuan sampingan doang"

Aku pun segera membuat lasagna karna emang udah laper juga dari tadi. Setelah jadi, orang pertama yang ngambil malah Cody.

Cody: "Wah masakan kamu enak banget bel"
Abel: "-_- Lebeehhh amat sih"
Cody: "Nyeehh ni anak dipuji malah begono"
Abel: "Ihh biarin bwee :p" (melet ke Cody)

— — — — — Skip — — — — —

Beberapa bulan kemudian aku mulai bisa melupakan Justin. Aku juga semakin dekat dengan Cody. Entahlah, belakangan ini aku merasa sangat nyaman berada disisinya. Dia selalu ada untukku. Dia selalu meluangkan waktu untukku. Dia selalu tau bagaimana cara membuatku tersenyum.

Cody: "Wake up Abel, wake up" (bangunin Abel)
Abel: "Hah? Co? Ngapain disini? Ohyaudah dadah"

Aku emang udah ada janji sama Cody untuk main kepantai mumpung lagi dia free. Ohya soal kerjaan aku jadi wartawan, aku udah mengundurkan diri. Karna aku pengen menghabiskan waktu mudaku dengan bersenang-senang.

Cody: "C'mon… Wake up girl. We must to go to beach now"
Abel: "Here we are, in my beach land" (lanjut tidur)
Cody: "Abel wake up please :) Ayo!!! Bangun gak? Kan kamu udah janji sama aku mau nemenin ke pantai" (Gelitikin Abel)
Abel: "Ah hahaha Iya iya haha udah ah nyerah hahaha, curang isshh mainnya gelitikan"
Cody: "Biarin aja bwee :p"
Abel: "Woo udah sana nunggu diluar, aku mau mandi dulu"

Aku pun menyerah dan bangun. Aku segera mandi dan mengenakan baju kaos tanpa lenganku bergambarkan bendera Amerika penuh 1 kaos dipadukan dengan denim hotpants. Setelah bersiap, aku langsung keluar menghampiri Cody yang sedang menunggu bersama Kak Jessie di living room

Abel: "I'm ready"
Kak Jessie: "Eciee yang mau kencan piwwiiitt"
Cody: (cengengesan)
Abel: "Isshh apadeh kakak, orang kita perginya bareng Stevani juga :p"

Tak lama kemudian pintu depan terbuka dibarengi dengan kemunculan sesosok perempuan 
#iniapaandeh #lebeehh #abaikan Ternyata itu Stevani

Abel: "Yeeyyy Stevaninya udah dateng, kalo gitu kita bertiga berangkat dulu ya kak dadaahhh"
Stevani: "Byee Kak Jessie"
Cody: "Au Revoir 
#pakebahasaprancis #minbelgaol #slap"
Kak Jessie: "Daadaahh, byee, Au revoir"

Kita pun segera pergi menuju pantai.

— — — — — Skip — — — — —

Kita udah sampe dipantai, ternyata Cody juga ngajak temennya yang lagi liburan disini dari Gold Coast. 
Cody: "Hey bro, come here"
Cowo: "Hey co, who's they?"
Cody: "They're my best friend. Campbell, jake kenalin ini Abel dan yang ini Stevani"
Abel: (senyum) "Heeyyy :D I'm Abel, nice to meet you"
Stevani: (senyum) "I'm Stevani, nice to see you"
Campbell: "I'm Campbell, nice to meet you too"
Jake: "Nice to see you too, I'm Jake"

Aku, Stevani, Campbell, dan Jake pun saling berjabat tangan.

Cody: "Eh udahan kek salamannya belum lebaran juga —__— Kalo salaman terus kapan mainnya nih"
Campbell: "Cieee yang ngambek, hahaha ini juga udah kelar kok"
Jake: "Lets go, ombak menantimu" (berlari ke arah peralatan surfing)
Cody: "Yeeeaaaayyyyyy surfing" (nyusul jake)
Campbell: "Ewoy tungguin dong"
Abel dan Stevani: (tertawa melihat tingkah teman-temannya)

Dan jadinya tinggalah aku dan Stevani berdua.

Abel: "Aaahh jahat nih mereka, masa ninggalin kita berdua gini sih -_- Kita mau ngapain yah sekarang enaknya?"
Stevani: "Beli ice cream aja nyok tuh disana" (nujuk salah satu kedai ice cream) 
Abel: "Waaa ice cream, mauuu tapi traktir yaa"
Stevani: "Sip sip gampang lah itu"

Aku dan Stevani segera menuju ke arah kedai ice cream yang tadi ditunjuk Stevani. Sesampainya di kedai ice cream itu, aku dan Stevani langsung mesen ice cream. Pas Stevani mau bayar semua ice creamnya, dia ngambil uang dari dompetnya tapi tanpa sengaja jatuh selembar foto dari dalam dompetnya ke deket kakiku. Aku reflek langsung ngambil foto itu, ternyata itu foto…




Jeng… jeng… jeng… jeng… Foto siapakah itu? Tunggu part selanjutnya aja yaahhhh :) Thanks udah mau baca, komennya ditunggu di 
@nabellayanza

10 Feb 2013

Aku..

Aku mungkin hanya seorang gadis kecil tak berarti
Aku mungkin hanya seorang gadis kecil penuh keingintahuan
Aku mungkin hanya seorang gadis kecil dengan tawa mengganggu
Aku mungkin hanya seorang gadis kecil yang berucap tanpa akal
Aku mungkin hanya seorang gadis kecil yang manja
Aku mungkin hanya seorang gadis kecil tanpa nama
Tak berhak disebut... Apalagi dikenang...
Semua hilang, tak berbekas, baik pahit ataupun manis...
Kenanganku hanya untuk dilupakan...

Cody Love Story (CLS) - Crazy But True!! part 10 (end part)


Weeyyyy akhirnya keluar juga ending partnya. Enjoy reading ya kawaannnssss (:



Hari demi hari berlalu. Stevani masih dengan gigihnya pdkt dengan Cody. Secret Admirer-ku pun masih sering mengirimkanku bunga dan hadiah-hadiah kecil seperti boneka, anting, scrapbook yang berisi foto-fotoku, dsb. Sampai pada suatu hari...

disekolah, saat pulang sekolah

Cody: "Eh tugas biology nanti ngerjainnya dimana? Kita kelompoknya bertiga kan?"
Abel: "Gimana kalo dirumah gue aja, kan ga terlalu jauh dari sekolah"
Stevani: "Boleh-boleh"

Kita pun mengerjakan tugas dirumahku. Kita ke rumahku diantar Cody.

— — — — — Skip sampe rumahnya Abel — — — — 

Setelah menyelesaikan makalah biologynya, kami mengobrol-ngobrol santai.

Stevani: "Eh aku ke toilet dulu ya"
Abel: "Iyaaa udah sana, entar ngompol lagi"

Stevani pun pergi ke kamar mandi. Aku masih tertawa-tawa, karna lelucon yang dibuat Cody. Tanpa sengaja tanganku menyentuh tangannya Cody, lalu kami saling terdiam dan bertatapan tanpa melepas tangan kami yang masih berpegangan. Lalu tiba-tiba Cody megang tangan aku dan natap mata aku dalem banget, sampe-sampe aku takut dia bisa baca pikiran aku.

Cody: "Bel, aku mau ngomong sesuatu ke kamu"
Abel: (deg-degan) "Iya?"
Cody: "Sebenarnya… Aku sayaaanngg banget sama kamu. Dari semenjak pertama kali aku ngeliat kamu, aku udah tertarik sama kamu. Dan makin aku pendam perasaan aku, ternyata aku makin sayang dan cinta sama kamu,"
Abel: (kaget+speechless)
Cody: "So, apa kamu mau jadi pacar aku?"
Abel: (gugup, kaget, bingung, campur aduk, gado-gado, ketoprak, asinan 
#eh #slap #abaikan) "E-eh Co… Hmmm… Anu… Gimana ya?… Maaf Co, aku ga bisa"

Saat Cody ingin berbicara, tiba-tiba Stevani datang dan salah paham padaku. Dia mengira, aku merebut Cody darinya. Dia mengira, aku menusuknya dari belakang. Dia langsung berlari keluar dan kejalanan. Aku mengejarnya dengan panik. Tiba-tiba aku merasa mendengar suara orang berteriak padaku dan hantaman keras mengenai tubuhku. Lalu semuanya menjadi gelap.

— — — Cody POV — — —

Cody: (teriak) "ABEEELLLLLL…"

Tubuhku menegang seketika. Aku melihat Abel dihantam dengan sangat keras oleh sebuah mobil truk hingga tubuhnya terlempar beberapa meter. Darah bercucuran dari kepala dan hidung Abel. Aku langsung berlari kearah Abel, begitupula dengan Stevani yang tadinya ingin menghindari Abel. Aku langsung memanggil taksi dan membawa Abel kerumah sakit segera. Setibanya di rumah sakit, aku langsung membawanya ke UGD. Sedangkan Stevani menelepon Kak Jessie.






















Apa yang terjadi?
























Mau tau kelanjutannya?














— — — — — Skip — — — — — 

Dua jam sudah Abel berada didalam ruangan UGD tanpa ada kabar apapun. Tak lama kemudian Doker keluar sambil membuka masker dengan wajah penuh keringat tanda kerja kerasnya. Aku, Stevani, dan Kak Jessie langsung menyerbu dokter itu.

Cody: (panik) "Dok gimana dok keadaan Abel? Apa dia baik-baik aja"
Dokter: (menghela napas tanda menyerah)
Kak Jessie: "Dok jawab dok! Ade saya baik-baik aja kan dok?"
Stevani: "Dok gimana keadaan sahabat saya dok?"
Dokter: "Huuhhh… Sebelumnya maaf, kami sudah berusaha semaksimal mungkin. Tapi tuhan berkehendak lain, dia masih koma sampai sekarang. Dan tidak ada tanda-tanda kehidupan sama sekali, bahkan detak jantungnya hampir tidak terbaca dengan alat pendeteksi"

Mendengar penjelasan dokter. Tubuhku melemas seketika. Rasanya jantungku seperti copot. Aku benar-benar tidak menyangka semuanya akan berakhir seperti ini.

Cody: "Dok, boleh saya melihatnya kedalam?"
Dokter: "Silahkan, tapi tolong jangan lama-lama karna pasien juga harus banyak istirahat"
Cody: "Baik dok, terima kasih"

Aku segera masuk ke ruang rawat Abel. Melihat tubuhnya yang dipenuhi dengan perban di sekujur tubuhnya, membuat aku seperti diguyur dengan hujan es batu. Mulai saat ini aku bertekad akan menjaga dan melindungi Abel selama-lamanya.

— — — — — Skip — — — — — 

Beberapa hari ini aku selalu menjaga Abel yang masih belum sadarkan diri. Aku membuka pintu ruang rawat Abel dan duduk disampingnya. Tak lama kemudian terdengar bunyi panjang dari alat pendeteksi hantu 
#ehmaksudnya dari alat pendeteksi jantung yang menandakan bahwa denyut jantungnya sudah tidak ada. Aku yang panik langsung menekan emergency button yang ada disamping tempat tidur Abel. Tak lama setelah itu, masuklah seorang dokter dan beberapa suster yang terlihat sedang mengatur napas karna berlari. Aku langsung disuruh keluar sama salah seorang suster, aku juga langsung menelepon Kak Jessie, Stevani, juga Alli.

Aku benar-benar panik saat itu. Yang ada dipikiranku hanyalah bagaimana caranya agar Abel bisa diselamatkan. Tak lama kemudian terlihat Stevani, Kak Jessie, dan Alli yang terlihat setengah berlari menujuku. 

Kak Jessie: "Apa yang terjadi sama Abel? Kenapa dia bisa begitu?"
Cody: "Aku ga tau kak, tiba-tiba aja dia begitu. Maafin aku ya kak, karna aku ga bisa jaga Abel baik-baik. Aku ga bisa ngelindungin dia. Aku udah gagal jagain dia"
Alli: "Yaudah Ka, sabar aja. Lagipula ini bukan salah Kaka kok. Dan ini juga bukan salah siapa-siapa. Ini murni kecelakaan. Jadi Kaka sabar aja ya, dan yang mesti kita lakukan sekarang adalah berharap bahwa Abel bisa diselamatkan"
Kak Jessie: "Bener kata Alli, ini bukan salah siapa-siapa kok. Dan saat ini kita hanya bisa berdoa semoga Abel ga kenapa-kenapa"

Tak lama kemudian dokter dan para suster keluar dengan tampang putus asa dan penuh dengan peluh *eh bahasa gue baku banget*

Cody: "Gimana dok keadaan Abel? Dia kenapa?" (panik)
Dokter: (putus asa) (geleng-geleng) "Mohon maaf tapi kami sudah berusaha semaksimal mungkin untuk menyelamatkan saudari Abel. Tapi ternyata Tuhan berkehendak lain, kami tidak bisa menyelamatkan saudari Abel. Dia sudah tiada"
Cody: (frustasi) "Gak mungkin dok, Abel ga mungkin ninggalin kita semua. Dokter pasti bercandakan? Abeellll…"

Aku yang tak percaya dengan omongan dokter tersebut langsung berlari kedalam ruangan Abel. Aku melihat dia terbaring tak berdaya. Aku langsung memeluknya dengan penuh perasaan. Aku… Aku… Aku benar-benar tidak ingin kehilangan orang yang sangat kucintai

Cody: "Abel… Maafin aku ya, karna aku kamu jadi celaka kaya gini. Cepatlah sadar. Aku mohon… Aku kangen sama suara kamu, senyuman kamu, candaan kamu. Bel… aku sayang sama kamu. Aku cinta sama kamu. Dan aku gamau kehilangan kamu. Aku janji bakal jagain kamu untuk selama-lamanya. Aku mohon… Kamu cepet sadar ya"

Dengan sepenuh perasaan, aku mencium tangan Abel. Tiba-tiba tangan Abel bergerak, matanyanya pun terlihat mulai terbuka.

Cody: "Abel? Kamu udah sadar?" (langsung panggil dokter yang masih ngomong sama Kak Jessie)
Abel: (lemah) "Cody?"
Cody: "Iya bel, ini aku Cody"
Abel: (terbata-bata) "Yang barusan… kamu bilang ke aku… a-apa… apa bener itu perasaan kamu… yang sebenernya?"

Dokter yang datang, langsung memeriksa keadaan Abel

Dokter: "Benar-benar sebuah keajaiban, padahal awalnya saya kira dia tidak akan bisa bertahan lebih lama lagi. Tapi ternyata itu semua salah. Keadaannya sekarang sudah normal, hanya saja masih sedikit lemah. Keluarganya sudah bisa melihatnya"

Cody: "Oke makasih dok"

Alli, Kak Jessie, dan Stevani langsung masuk menemui Abel yang masih terbaring lemah diatas tempat tidur. Sementara dokter tadi meninggalkan ruangan Abel.

— — — Abel POV — — —

Aku sedikit terkejut melihat kedatangan Stevani.

Abel: (berusaha bangun) "Stevani!"
Stevani: "Udah bel gausah dipaksain, kamu masih terlalu lemah"
Abel: "Tapi Stev, aku harus jelasin-"
Stevani: (memotog omongan Abel) "Cody udah jelasin semuanya kok. Maafin aku ya bel. Seharusnya sebagai sahabat yang baik, aku tau gimana perasaan kamu sebenernya. Bukannya malah marah ke kamu karna perasaan aku sendiri"
Abel: (bingung) "Maksud kamu?"
Stevani: "Aku tau, sebenarnya kamu juga suka kan sama Cody. Dan aku mau, kalian bisa berdua untuk selamanya. Dan Cod, jagain Abel ya! Aku gamau kalo dia sampe kenapa-kenapa"
Cody: "Sip bos! Dan Abel, apa yang kamu denger tadi itu bener. Aku sayang dan cinta sama kamu. Makadari itu, apa kamu mau jadi separuh bagian hidupku?"
Abel: (mengangguk sambil tersenyum lemah)
Alli: "Yeeeeaaayyyy"
Kak Jessie: "Cody, jagain adeku tercintah ya"
Cody: "Siap kak :D"

Dan hiduplah aku dengan Cody dengan bahagia. Hingga 15 tahun kemudian, kami menikah dan mempunyai seorang anak perempuan yang sangat cantik. Dengan mata aqua, rambut blonde, kulit putih, senyum manis, benar-benar pelengkap kebahagiaan ku dengan Cody

— — — — — THE END — — — — —

Cody Love Story (CLS) - Crazy But True!! part 9

Enjoy reading angels :D


Aku dan Stevani segera menuju ke arah kedai ice cream yang tadi ditunjuk Stevani. Sesampainya di kedai ice cream itu, aku dan Stevani langsung mesen ice cream. Pas Stevani mau bayar semua ice creamnya, dia ngambil uang dari dompetnya tapi tanpa sengaja jatuh selembar foto dari dalam dompetnya ke deket kakiku. Aku reflek langsung ngambil foto itu, ternyata itu foto Cody yang lagi tertawa lepas dikelas. DEG! Tiba-tiba aja seluruh badanku melemas. Aku langsung menatap Stevani, tapi dia malah gelagapan salting gitu.

Abel: "Stev, kamu suka sama Cody?"
Stevani: (salting) "Eh… Itu… itu ehmm… iya, aku suka sama Cody"
Abel: (kaget) "Oh"
Stevani: "Menurut kamu, Cody bakal suka juga gak sama aku?"
Abel: "Aku ga tau, mungkin bisa"
Stevani: "Sebenernya rencananya mulai hari ini aku pengen nyoba pdkt sama Cody, nanti malem aku mau ngajak dia nonton. Kamu bantuin aku yaaa please"
Abel: (tersenyum lemah) "Iyaa aku pasti bantuin kok"
Stevani: "Aaaaa thank you Abel, kamu emang bener-bener sahabat terbaikku. I love youuu"
Abel: "You're my the best bestfriend ever I had too, love you more"

Kami pun mengobrol-ngobrol tentang Cody. Aku memberitahukan semua detail-detail kesukaan Cody yang ku ketahui. Tak lama kemudian datang Cody, Cambo, sama Jake menghampiri aku dan Stevani. Otomatis Stevani jadi salting ga jelas.

Abel: "Udah selesai surfingnya? Kok cepet banget?"
Cambo: "Iya nih, abis pantainya rame banget jadi ga enak deh surfingnya" *itusih DL-_-*
Abel: "Oh, eh tadi sorry ya kita gak bilang-bilang kalo mau ke kedai ice cream"
Jake: "Gapapa kok, asal jangan sering-sering aja ngilangnya"
Abel: "Hahaha hmmm gimana yaa??"

Kami pun tertawa semua, kecuali Stevani yang masih salting salting ga jelas.

Cambo: "Hey Stevani, what's wrong? Kok kayanya daritadi kamu salting gitu"
Stevani: "Huh? Hmmm… aaaa… Nothing"
Abel: "Guys udah yuk pulang, udah sore nih"
Cody: "Kalo gitu yaudah ayo"

Akhirnya kita pun pulang. Aku sama Stevani dianter sama Cody, cuma bedanya biasanya yang duduk didepan samping Cody itu aku tapi sekarang Stevani. Terus juga keliatannya mereka udah mulai deket walaupun baru ngobrol sebentar. Terbukti, daritadi aku dikacangin. Daripada dikacangin aku sih mendingan tidur lagipula juga aku cape.

— — — Cody POV — — —

Cody: "Okedeh, udah sampe tuh Stev"
Stevani: "Iyaa :) thanks ya Cod, Good night"
Cody: "Good night too"

Setelah mengantar Stevani, aku langsung nganter Abel kerumahnya.

Cody: (dalem hati) Kok tumben ya ini anak ga kedengeran suaranya?

Pas aku nengok kebelakang ternyata Abelnya lagi tidur.

— — — — — Skip sampe rumahnya Abel — — — — —

Cody: "Bel bangun bel, udah sampe nih dirumah kamu"

Tapi karna Abelnya ga bangun-bangun, yaudah jadinya aku gendong dia sampe kamarnya *Cape mameeennn* Setelah mengantar Abel, aku pun capcus pulang

— — — Abel POV — — —

Abel: "Hooaaammm loh kok bisa ada dikamar?"

Aku keluar kamar dan menghampiri Kak Jessie yang sedang berada di ruang baca.

Abel: "Kak kok aku bisa ada dikamar sih?"
Kak Jessie: "Iyaa tadi Cody yang gendong kamu ke kamar, abis kamunya kebo sih dibangunin ga bangun bangun"
Abel: "Yaah abis cape sih kak hehe"

Tak lama kemudian telepon rumah pun berbunyi.

otp
Abel: "Haloo... Abel disini"
Stevani: "ABEELLL KAMU HARUS BANTUIN AKU…"
Abel: "Hah bantuin ngapain?"
Stevani: "Aku mau mulai pdkt nih sama Cody, aku mau ngajakin nonton tapi gatau gimana caranya"
Abel: "Tinggal ajakin aja ribet amat -_- Kalo engga nanti gue yang ngatur dah gampang itu mah"
Stevani: "Aa thank you Abel, gue serahin semuanya ke elo deh"
Abel: "Sip woles aja sama gue"
Stevani: "Okedeehh bye Abel"
Abel: "Bye Stevani"

Telepon pun terputus. Aku segera melihat jam. Baru jam 10 pagi. Aku memutuskan bersantai dirumah hari ini.

Abel: (dalem hati) Oh iya, Cody kan orang sibuk jadi harus kasih tau dari sekarang.

Aku langsung ngambil hp aku dikamar dan mengsms Cody

To: Cody 
From: Abel

Co, kamu hari ini bisa nonton gak bareng aku sama Stevani?

Beberapa menit kemudian aku baru mendapat balasan dari Cody

To: Abel
From: Cody

Eh sorry baru bales, baru selesai pemotretan. Bisa kok


To: Cody
From: Abel

Sipsiipp :) Kita ketemu di bioskop 143 aja yaa jam 5 pm. See yaa


To: Abel
From: Cody

Okeeeyyy ;D See hun


DEG! DEG! DEG!
Abel: (dalem hati) Ini apa maksudnya pake hun segala? Ah paling Cody cuma bercanda 

— — — — — Skip — — — — —

— — — Cody POV — — —

Aku baru sampai di bioskop yang disebutkan Abel tadi. Tapi aku hanya melihat Stevani, tanpa Abel.

Cody: "Loh Stev, Abelnya mana?"
Stvani: (salting) "Eehh… Ituu.. Gatau deh"

Tak lama kemudian, aku mendapatkan sms dari Abel.


To: Cody
From: Abel

Co, maaf ya aku gabisa dateng. Aku mendadak ga enak badan. Have fun yaa sama Stevani nontonnya.

Stevani: "Ada apa Co?"
Cody: (khawatir + lemes) "Abel gabisa dateng, katanya lagi gaenak badan"
Stevani: "Oh yaahh gaseru dong, tapi tiketnya udah terlanjur beli nih"
Cody: "Yaudah mau gimana lagi, ayo masuk udah mulai tuh filmnya"
Stevani: "Beneran gapapa?"
Cody: "Iyaa udah ayo"

Di lain sisi…

— — — Abel POV — — —

Abel: "Haduuuhh kenapa gue jadi uring-uringan sendiri begini? Kenapa gue ngerasa ga rela ngebiarin Stevani sama Cody nonton berdua. Aduuuhhh ada apasih sama gue? Yaudahlah mending dengerin musik"

— — — Cody POV — — —

Selama nonton, aku ga bener-bener konsen ke filmnya tapi pikiran aku melayang ke Abel. Entah kenapa aku bener-bener merasa khawatir begitu mengetahui kabar kalau ia sakit. Setelah selesai nonton, aku nganter Stevani pulang dulu. Setelah itu, aku menyempatkan diri untuk mengunjungi Abel. Begitu sampai rumahnya, aku langsung masuk tanpa ngetok pintu.

Bukaaannn, bukannya ga sopan tapi itu permintaan tuan rumahnya sendiri. Katanya sih mereka kadang terlalu sibuk untuk sekedar bukain pintu makanya disuruh langsung masuk aja. Selain itu juga karna mereka udah deket banget sama aku.

*back to story*

Aku langsung pergi ke kamar Abel. Aku ketok pintunya beberapa kali tapi ga ada yang bukain. Karna takut Abel kenapa-napa, aku langsung buka pintu kamarnya

Cody: "Abel?"

— — — Abel POV — — —

Karna ingin melupakan pikiran-pikiran yang sedari tadi menggangguku, aku mendengarkan musik dengan volume penuh di headphoneku. Tanpa diduga, ternyata pintu kamarku dibuka. Aku yang kaget langsung terkesiap.

Cody: "Abel?"
Abel: (kaget) DEEGG!! "Cody? Ngapain kamu disini?"
Cody: "Kamu ga apa-apa? Masih sakit?" (memegang kening Abel)
Abel: "E-eh iya… iya kok aku udah gapapa"
Cody: "Baguslah, tadi aku sempet khawatir loh pas tau kamu lagi sakit makanya aku mampir kesini dulu"
Abel: "Oh, thanks ya Co :) tapi aku udah gapapa kok, cuma tadi agak ga enak badan aja"

Tiba-tiba perutku bunyi.

Cody: "Kamu belum makan?"
Abel: (menggeleng)
Cody: "Yaudah kalo gitu tunggu ya, aku ambilin dulu makanan untuk kamu"
Abel: "Eeh aku bisa ambil sendiri kok"
Cody: (membelai lembut rambut Abel sambil tersenyum lembut) "Udah kamu disini aja, kan kamu abis sakit. Tunggu bentar ya"
Abel: (nurut) (deg-degan) (mengangguk)

Tak lama kemudian, datanglah Cody dengan sepiring besar penuh dengan spaghetty.

Abel: "Kamu mau ngasih makan aku apa kuli Co? Banyak amat"
Cody: "Ya kamulah hahaha gapapa biar kamunya cepet sembuh"
Abel: "Yatapi ini banyak banget Co buat aku sendiri"
Cody: "Kata siapa ini buat kamu sendiri? Emang aku ga makan, aku kan juga butuh makan"
Abel: "Tapikan ini piringnya cuma satu"
Cody: "Gapapa kan biar romantis"
Abel: "Isshh berasa bet pacaran -_- yaudah deh yuk makan udah lapet nih"
Cody: "Nah ayo"

Akhirnya kita makan sepiring berdua. Kita makan sambil bercanda-canda terus kadang suap-suapan *miss this moment* sampe spaghettynya abis.

— — — Cody POV — — —

Abel: (Tergeletak di lantai) "Huaaa kenyang ya Co"
Cody: (tergeletak disamping Abel) "Iyalah, gimana ga kenyang yang paling banyak makan kan kamu"
Abel: "Ih engga sih enak aja, kamu tuh yang makannya kaya kuli, banyak banget"
Cody: "Enak aja"
Abel: "Co, ngantuk ya?"
Cody: "Iya…" (menengok kesamping)
Cody: "Yaahhh ini anak udah tidur -_- tapi lucu juga mukanya waktu tidur, polos kaya anak-anak"

Aku langsung menggendongnya dan memindahkannya ke kasur. Melihat muka Abel yang begitu polos dan cantik, aku tak dapat menahan perasaanku. Sebuah kecupan dari bibirku sudah mendarat di bibirnya. Aku menciumnya dengan sangat lembut *karna takut Abelnya kebangun*. Setelah mengecupnya, aku langsung bergegas pulang.

Cody: "Good night Abel, have a nice dream"

Sesampainya di mobil, aku memegang bibirku sambil tersenyum. Membayangkan kejadian yang tadi. Kurasa aku sudah benar-benar tak dapat menahan perasaanku sekarang. Aku harus memperjuangkan cintaku.

— — — Abel POV — — —

Beberapa menit setelah Cody meninggalkan rumah Abel

Aku terbangun dari tidurku. Aku langsung memegang bibirku.

Abel: (dalem hati) Ternyata cuma mimpi. Mimpi yang sangat indah. Entah mengapa, tapi ciuman Cody itu terasa sangat nyata. Aduh Abel, apaan sih yang lo pikirin. Jelas-jelas lo tau kalo Stevani itu suka sama Cody, masa lo mau makan temen sendiri. Gak! Ga boleh, gue gaboleh suka sama Cody. Tapi gue ga bisa bohongin diri gue sendiri kalo gue itu suka sama Cody. Dan gue merasa nyaman banget kalo lagi ada di deket Cody.

Karna terlalu banyak pikiran yang terlintas olehku, tanpa sadar aku tertidur kembali. 

— — — — — Skip — — — — —

Kriiinngggggg~

Abel: "Aduh siapa sih pagi pagi gini yang dateng"

Aku langsung beranjak dari kursi makan dan membuka pintu. Tapi waktu aku buka pintunya, ga ada siapa-siapa. Waktu aku pengen jalan ke depan halaman, tiba-tiba kakiku menendang sebuah kotak kecil berwarna biru lembut dengan pita hijau lembut disertai sebuket bunga lily warna pink

Abel: "Hah apaan nih? Wah lily, tau aja gue suka lily. Dari siapa nih?"

Aku liat bunganya, di bunganya ada sebuah kartu ucapan. Kartu itu isinya begini

To: Someone special, Abel
From: Your secret admirer

How'd you get to be so fly
How'd you get to shine so bright, girl
How'd you get to look like that, tell me
Please heaven don't you call her back




Aku yang membacanya hanya tersenyum kagum. Bagaimana mungkin orang itu mengetahui bunga dan warna kesukaannya. Dan juga membaca puisi singkat yang begitu indah, membuat aku semakin penasaran dengan orang ini.

Aku segera masuk ke dalam kamar dan membuka hadiah tadi. Ternyata isinya sebuah gelang dengan liontin menara-menara eifel kecil disekelilingnya. Sangat indah. Aku langsung memakai gelang itu, karna aku sangat suka dengan gelangnya.

— — — — — Skip — — — — —

Hari demi hari berlalu. Stevani masih dengan gigihnya pdkt dengan Cody. Secret Admirer-ku pun masih sering mengirimkanku bunga dan hadiah-hadiah kecil seperti boneka, anting, scrapbook yang berisi foto-fotoku, dsb. Sampai pada suatu hari...



Apakah yang terjadi??? Jeng… Jeng… Jeng… Jeng… *sound effect* Tunggu part selanjutnya aja yaa :) bubaaayyy Ohya komennya jangan lupa ke 
@nabellayanza

Cody Love Story (CLS) - Crazy But True!! part 8

Maap yakkk kalo part yang ini lama banget keluarnya hehe :) enjoy reading kawans


Aku dan Alli pun langsung pergi naik taksi kerestoran dekat taman *taman yang ada kolamnya ditengah*. Taman itu sangat indah jika malam hari dengan lampu-lampu hias sebagai penerang. Aku dan Alli mengambil meja didekat jendela yang menghadap ketaman. Setelah memesan kami menunggu beberapa menit. Makanan pun datang, kami langsung menyantap habis makanan yang kami pesan. Setelah selesai makan, Kami ingin pulang kerumah masing-masing, hanya saja niatku untuk pulang aku batalkan karna aku melihat Justin ditaman.

Aku ingin menghampirinya, namun tidak jadi begitu kulihat Justin sedang bersama Selena. Tak lama kemudian aku melihat mereka saling berpegangan tangan, saling menatap, lalu…… mereka kissing MEREKA KISSING *diulang biar seru*. Spontan aku langsung duduk meringkuk dan air mataku bercucuran tanpa henti. Lalu tanpa aku sadari ternyata dibelakangku masih ada Alli, dia tidak jadi pulang begitu melihatku berjalan ke arah taman

Alli: "Loh Abel? Kamu nangis? Kenapa?" (khawatir)

Aku yang masih shock melihat Justin tidak menjawab pertanyaan Alli. Aku masih tidak sanggup melakukan apapun termasuk berbicara. Aku mencoba menabahkan hatiku. Lalu aku berdiri menghampiri Justin dan Selena.

Abel: "JUSTIN! KENAPA KAMU JAHAT BANGET SAMA AKU? APA AKU PUNYA SALAH SAMA KAMU? KENAPA HARUS DIHARI SPESIAL AKU JUSTIN, DIHARI ULANG TAHUN AKU. Cody aja bahkan sampe ngerayain birthday aku, Stevani walaupun matanya berat banget tapi dia bela-belain bangun cuma sekedar buat ngucapin happy birthday. Kak Jessie yang jauh di paris sana nyempet-nyempetin nelfon buat nyanyiin lagu happy birthday. Tapi kamu? Pacar yang sangat aku sayang malah ciuman sama cewe lain" (penuh emosi)
Justin: "Tapi-" (kaget)
Abel: "Aku kecewa sama kamu Justin. Aku sadar kalo aku gak pantes buat kamu, apalagi untuk seorang superstar kaya kamu. Harusnya dari awal aku tau diri. Mulai sekarang, aku mau kita putus. Thanks udah bikin aku bahagia walaupun cuma sesaat. Ini kalung kamu, aku gak pantes nerimanya" 

Aku langsung menarik paksa kalung yang sedang kukenakan sampai putus, kurasa leherku juga berdarah karna leherku terasa sakit. Tapi sakitnya leherku tidak seberapa dibandingkan sakit hati aku ini. Aku langsung pergi meninggalkan Justin dan Selena yang masih mematung disitu. Dan kurasa Alli juga sudah pulang karna aku sudah tidak melihatnya lagi ditaman. Aku langsung menghentikan taksi dan pulang.

Selama didalam taksi, air mataku kembali bercucuran. Sampai sebuah lagu Favorite girlnya Justin terputar. Ternyata hpku berbunyi karna ada sebuah telepon, karna mendengar lagunya membuat aku tambah sedih jadi aku langsung mematikan hpku. Sesampainya dirumah aku langsung menangis sejadi-jadinya didalam kamar menuangkan semua rasa kesalku sampai-sampai napasku terasa sesak. Aku pun tertidur saking letih menangis semalaman. Aku terbangun oleh suara nyanyian orang diluar rumah.

Abel: (marah) "Siapa lagi itu orang diluar berisik aja, gatau orang lagi kesel apa"

Aku langsung keluar dari kamar terus ke kamar mandi bawa ember berisi air. Lalu aku langsung buka pintu rumah lalu aku langsung siram orang yang berisik diluar rumah

Abel: (marah) "Berisik banget sih! Gatau orang lagi kesel apa gangguin aja sih. Lagian juga gak ada duit receh"

Pas aku liat mukanya ternyata itu Cody

Cody: "Isshhh jahat banget sih :( orang mau ngehibur juga, malah disiram"
Abel: "Loh Cody? Kok kamu bisa disini? Eh sorry ya aku kira kamu pengamen abis berisik sih"
Cody: "Mana ada pengamen yang kece dan sexi kaya aku" (megang rambut sendiri) *bergaya sok cool*
Abel: "—_______— Yaudah cepetan mau masuk gak, kalo enggak aku tutup lagi nih pintunya"
Cody: "Eh eh eh tunggu dong kan aku mau masuk"
Abel: "Sorry ya Co, aku gatau kalo itu kamu. Lagian udah malem juga berisik didepan rumah orang. Nih ganti baju dulu" (memberikan sebuah kemeja bekas ayahku yang tertinggal waktu ayahku berkunjung kesini)

Setelah Cody ganti baju, cody menghampiriku dan duduk disampingku yang sedang duduk termenung di sofa.

Abel: "Eh udah selesai co? Maaf ya aku tadi gak sengaja, lagian kamu mau ngapain malem-malem gini kesini"
Cody: "Tadi aku dikasih tau Alli, katanya kamu nlangis ditaman. Emang ada apa?"

Aku menceritakan secara detail kejadian tadi, mulai dari berpegangan tangan sampai mereka ciuman. Mengingat kejadian itu, air mataku mulai bercucuran lagi.

Cody: "Eh maaf bel, aku gak bermaksud buat bikin kamu sedih. Kamu boleh kok nangis sepuasnya dibahuku" (memeluk Abel)

Aku langsung memeluk Cody, dan menumpahkan semua kekesalanku pada Justin lewat tangisan. Aku terus menangis sambil memeluk Cody hampir kira-kira 3 jam.

Cody: "Yaudah lah bel, lupain aja itu orang. Orang kaya gitu tuh gapantes buat ditangisin" (membelai lembut rambut Abel)

Aku mulai merasa tenang, hanya saja aku masih sesegukan. Saat aku sudah mulai tenang aku mulai berbicara.

Abel: "Aku tuh emang bodoh ya Co, harusnya aku tuh ngaca kalo aku gak pantes buat Justin. Aku tuh gak ada apa-apanya dibanding Selena. Selena itu tuh lebih cantik, lebih baik, dan yang jelas dia juga seorang superstar nggak kaya aku. Aku- "
Cody: (memotong omongan Abel dan meletakkan telunjuknya di bibir Abel) "Sshhhtt udah ya, kamu gak boleh ngomong kaya gitu terus. Dimata aku, cuma kamu satu-satunya cewe ter perfect yang pernah aku temuin"
Abel: (memeluk Cody) "Thanks ya Co, aku gak tau deh gimana jadinya aku kalo gak ada kamu. Thank you so much"
Cody: "It's okay" (balas memeluk Abel)

Saat Cody memelukku, tanpa sengaja dia menyentuh leher belakangku. Otomatis aku sedikit mengerang

Abel: (melepas pelukan lalu memegang leher) "Aawwwhhh"
Cody: "Leher kamu kenapa? Biar aku obatin ya"

Aku hanya mengangguk. Cody segera mengambil kotak P3K dan mengobati lukaku.

Cody: "Aku mau nyanyi buat kamu"
Abel: "Yeaayy ayo nyanyi" (bersemangat)

Baru Cody mau memetik senarnya dia langsung menghentikan permainan.

Cody: "Tapi janji jangan siram aku, trauma nih"
Abel: "Hehe I promise Codeh ._.v"

Lalu Cody langsung menyanyikan lagu Don't Cry Your Heart Out
#np Don't Cry Your Heart Out - Cody Simpson

Aku sangat menikmati setiap irama yang Cody nyanyikan, setelah selesai Cody selesai bernyanyi reflek aku bertepuk tangan gembira

Abel: "Awww thank you Co :) but now I'm feel slepy"
Cody: "Yaudah aku anterin kamu kekamar ya"
Abel: (mengangguk)

Saat sampai di kamar, aku langsung berbaring ditempat tidur sedangkan Cody berdiri disamping tempat tidur. Tapi tiba-tiba mati lampu *apabanget sih -_-* aku yang emang takut gelap, otomatis sedikit panik karna gak keliatan apapun

Abel: "Co? CODY!"
Cody: "Hey aku ada disebelah mu tepat disebelahmu" (mengeluarkan iPhone)

Cody langsung mengeluarkan iPhonenya dan menarik kursi rias ku kesamping tempat tidurku.

Cody: "Hey tenang, aku ada disini. Aku gak akan ninggalin kamu" (memegang tangan Abel)

Aku yang emang takut gelap langsung memegang tangan Cody dan tidak melepaskannya.

Abel: "Co, jangan tinggalin aku ya. Aku takut gelap"
Cody: "Yaudah kalo gitu, untuk malem ini aku nungguin kamu disini oke" (mengelus tangan Abel untuk menenangkannya)
Abel: "Thanks Co"

Tak lama kemudian pun aku tertidur

— — — Cody POV — — —

Cody: (dalem hati) Aku bener-bener gak tega ngeliat Abel kaya gini. Dia bener-bener keliatan gak berdaya. Andai aja yang jadi cowok kamu itu aku, aku pasti gak akan ngelakuin itu ke kamu. Aku pasti akan jaga kamu baik-baik. Aku pasti akan ngelindungin kamu bel

Tanpa sadar, aku pun ikut tertidur disamping Abel.

— — — — — Skip sampe pagi — — — — —

Sinar matahari yang masuk menyelinap gorden jendela membuatku terbangun dari tidurku. Aku melihat ada beberapa Missed call dari Dad. Aku langsung menelepon Dad.

otp
Dad: (khawatir) "HALLO CODY? DARIMANA SAJA KAU SEMALAMAN TIDAK PULANG"
Cody: "Calm down dad, sorry semalem aku abis nemenini temen aku yang sakit dirumahnya"
Dad: "Tapi kenapa tidak kamu kabari Dad"
Cody: "Maaf dad aku janji aku tak akan mengulanginya"
Dad: "Oke baiklah, sekarang bisakah kau pulang karna dua jam lagi kau harus ke studio"
Cody: "Maaf dad, tapi kurasa aku sedang tidak bisa beraktifitas sekarang, temanku membutuhkanku"

Tanpa kusadari ternyata Abel sudah terbangun dari tadi.

Abel: "Ada apa? Apa kau harus pergi?"
Cody: "Abel, kamu udah bangun. Enggak kok aku udah batalin semua schedule aku hari ini"
Abel: "Loh kenapa? Aku udah engga apa-apa kok. Kalo kamu harus pergi, pergi aja"
Cody: "Beneran kamu udah nggak apa-apa?"
Abel: "Iya, aku udah gapapa :) Thanks for everything Co"
Cody: (mengangguk) "Yaudah kalo gitu aku pergi dulu ya, bye"
Abel: "Bye, hati-hati ya"
Cody: "Iya"

Aku langsung pergi meninggalkan Abel *takut dimarahin dad x_x*

— — — Abel POV — — —
Abel: (dalem hati) Aku beruntung banget ya punya temen kaya Cody. Dia selalu ada buat aku. 

Tiba-tiba aku teringat acara besok. Besok kan ada Wawancara acara premiere nya twilight. Sedangkan matanya madih bengkak banget. Masa iya ke red carpet dengan mata bengkak? Lalu aku segera bangkit dari kubur *eh salah :X* bangkit dari kasur menuju dapur. Aku pernah melihat di salah satu film korea cara menghilangkan mata yang bengkak yaitu dengan cara mengompresnya dengan sendok yang sebelumnya sudah didinginkan. Aku langsung mengambil sendok lalu meletakkannya di frezeer. 5 menit kemudian aku mengambil sendoknya dan meletakannya di mataku.

Bengkak dimataku sudah sedikit menghilang. Aku langsung ke kamar untuk fitting baju. Aku memilih untuk menggunakan dress hitam pendek dengan roknya sedikit di rampel ditambah sebuah pita dibagian samping pinggang kirinya menambah manis dress itu. Setelah itu, aku lebih memilih untuk membaca novel karna itu bisa membuatku mengalihkan pemikiran. Saat aku sedang membaca novel tiba-tiba bel rumahku berbunyi. Aku segera keluar dan melihat siapa yang datang.

Abel: "Hey Alli :) Kamu kok tau rumah aku? Ayo masuk"
Alli: "Hey bel :) Aku tau dari Cody, dia juga yang nyuruh aku kesini katanya takut kamu ngelakuin hal aneh"
Abel: "Hal aneh? Hahaha aku emang iya putus cinta, tapi kalo putus akal ya engga lah"
Alli: "Tau tuh, aku sih juga yakin kamu gak akan ngelakuin hal konyol. Tapi dianya tetep aja maksa aku katanya khawatir banget. Nanti juga kalo abis pulang dari studio juga pasti langsung kesini"
Abel: "Kamu beruntung banget ya punya kakak yang baik banget kaya Cody"
Alli: "Emang, pokoknya dia itu tuh the best ever"
Abel: "Oh ya kamu mau minum apa?"
Alli: "Hmmm orange juice satu, sama pizzanya satu ya"
Abel: "-_-"
Alli: "Hehe canda bel, apa aja kok minumnya"
Abel: "Okay, wait a minutes"
Alli: "Sip deh"

Aku mengobrol-ngobrol dengan Alli sampai tak terasa waktu berjalan begitu cepat. Hari sudah mulai malam. Jam menunjukkan pukul 19.45. Alli segera pamit pulang, saat Alli baru pergi tak lama kemudian Cody datang.

Abel: "Hai Cod, ayo masuk :)"
Cody: "Woke woke"

Kami pun duduk di sofa living room.

Abel: "Ada apa Co kamu kesini?"
Cody: "Aku cuma mau liat keadaan kamu doang kok"
Abel: "Ooo cuma mau liat, sekarang udah liat kan? Dah sana-sana pulang"
Cody: "Isshhh jahat, ngusir nih cyyiiiinnn" *Cody versi banci*
Abel: "Iya booo"
Cody: "Hah beneran :("
Abel: "Hehehe enggak kok, becanda bang"
Cody: "Yaudah deh bel aku pulang yaa, biar kamu bisa istirahat"
Abel: "Eh mau pulang beneran?"
Cody: "Iyaaa kan biar kamu bisa istirahat"
Abel: "Oh yaudah deh, bye… Take care yaa"
Cody: "Iyaa :) byeee"

Dan……… jeng jeng jeng jeng
Tinggallah aku sendiri. Karna bosan aku langsung tidur ke kamar. Aku selalu berusaha untuk tidak memikirkan kejadian kemarin, karna itu hanya akan menghancurkan mood ku

— — — — — Skip sampe pagi — — — — —

Malam ini adalah acara premiere twilight. Aku sedang bersiap diruang make-up ku. Tiba-tiba ada seorang cowo yang membuka pintu dan datang menghampiriku.

Cowo: "Halo pasti kamu Abel kan?"
Abel: (senyum) "Iya, kamu?"
Cowo: "Kenalin aku Niall Horan, panggil aja Niall, aku rekan kamu nanti" mengulurkan tangan
Abel: "Oh aku Jessica Abellia, panggil aja Abel. Nice to meet you"
Niall: "Nice to meet you too. Wah gak sia-sia aku tetap disini dan ngambil job ini, ternyata patnernya seorang bidadari haha"
Abel: "Haha bisa aja kamu :D"
Abel: "Iyaya haha aku juga ga nyangka bakal dapet partner kaya kamu, emangnya kamu mau kemana"
Jacob: "Aku baru selesai syuting dan recananya kemarin mau ke Indonesia, eh ternyata ada job mendadak disini. Niatnya sih tadi mau nolak, tapi hati aku bilang jangan nolak dan disinilah aku berada. Didepan seorang bidadari yang sangat cantik"
Abel: (memerah) "Haha stop it Niall, you make me blushing hahaha"
Niall: "Haha kamu jadi keliatan lebih cantik kalo lagi tertawa seperti itu"

Tiba-tiba ada cewe sekitar 28 tahunan yang membuka pintu dan masuk keruang

Cewe: "Hey hurry up, acara udah mau dimulai"
Abel: "Okay" (senyum)
Nial: "Ayo"

Acara udah dimulai, artis-artis mulai berdatangan. Pertama ada Kristen dan Robert Pattinson, aku dan Nialk menyapa mereka hangat. Begitu pula dengan artis-artis selanjutnya, sampai Justin dan Selena datang. Mereka terlihat bahagia dan sangat mesra. Seketika tubuhku menjadi kaku, senyuman di wajahku luntur, aku benar-benar kaget dan tidak menyangka bahwa akan bertemu dengan orang yang paling tidak ingin kutemui beberapa waktu ini.

Niall: (menepuk lembut pundak Abel) "Abel, what's happenned?"
Abel: "Oh nothing" (memasang senyum terpaksa)

Abel: (dalem hati) Kenapa harus ketemu dia disaat seperti ini? Apa yang harus lakukan. Aku harus profesional, aku gamau nyampurin urusan pribadi sama kerjaan. Ya sapa mereka dengan hangat

Niall: (senyum) "Okay :)"

Justin dan Selena sudah ada tepat didepanku dengan Niall. Niall menyapa mereka ramah, begitu pula dengaku yang menyapa mereka dengan ramah.

Sepertinya mereka juga ga mau lama-lama didepanku, karna mereka langsung pamit masuk kedalam. Tak lama kemudian disusul Cody yang datang dengan seorang wanita.

Abel: "Hey Co!"
Cody: "Hey juga :) Are you okay? Tadi aku ngeliat dia lewat"
Abel: "Yeah, I'm okay"
Cody: "Good, ohya kenalin ini Kylie temen aku"
Kylie: "Hai I'm Kylie Jenner, call me Kylie nice to meet you"
Abel: "Hai I'm Abel :) Nice to meet you too"

Aku dan Kylie pun berjabat tangan. Niall juga kenalan sama Cody dan Kylie, lalu Cody dan Kylie izin masuk duluan.

— — — — — Skip — — — — —

Acara sudah selesai, aku sudah bersiap untuk pulang. Saat ingin pulang, tiba-tiba Niall menghampiriku dan menawarkan tumpangan. 

Niall: "Hello Abel, mau pulang bareng?"
Abel: "Gausah deh takut ngerepotin hehe"
Niall: "Ngga ngerepotin kok, aku malah seneng kalo kamu mau aku anter"
Abel: "Oke deh"

Aku pun pulang bareng Niall naik mobil sport putihnya *kenapa harus selalu mobil sport?* 
#abaikanSesampainya didepan rumah gue, gue turun dari mobilnya dan pamit untuk masuk duluan.

Abel: "Niall, thanks yaa :) Yaudah kalo gitu aku masuk duluan ya. Good night"
Niall: "Iyaa daadah good night :)"

Aku langsung masuk ke dalem rumah, mandi, tidur.

— — — — — Skip sampe pagi — — — — —

Sinar pagi mentari yang berhasil menyelinap masuk ke kamarku ditambah udara pagi yang sangat sejuk membangunkanku dari kerajaan mimpiku *ini apa maksudnya?* 
#traktekdumcess #abaikan 

Aku langsung bangun dari tempat tidurku dan berjalan menuju dapur. Saat aku ingin berjalan ke dapur, pintu depan rumahku seperti diketuk. Aku membukakan pintu.

Abel: (membuka pintu) "Loh Cody? Ada apa pagi-pagi gini kemari? Ayo masuk dulu Co"
Cody: "Hai bel :) Aku cuma mau main doang kok hehe"
Abel: "Oh, kamu udah sarapan? Aku mau bikin lasagna nih"
Cody: "Belum hehe *nyengir* Wah mau dong mau, yang enak ya"
Abel: "-_- kalo gitu bilang aja mau numpang makan"
Cody: "Hehe itukan cuma tujuan sampingan doang"

Aku pun segera membuat lasagna karna emang udah laper juga dari tadi. Setelah jadi, orang pertama yang ngambil malah Cody.

Cody: "Wah masakan kamu enak banget bel"
Abel: "-_- Lebeehhh amat sih"
Cody: "Nyeehh ni anak dipuji malah begono"
Abel: "Ihh biarin bwee :p" (melet ke Cody)

— — — — — Skip — — — — —

Beberapa bulan kemudian aku mulai bisa melupakan Justin. Aku juga semakin dekat dengan Cody. Entahlah, belakangan ini aku merasa sangat nyaman berada disisinya. Dia selalu ada untukku. Dia selalu meluangkan waktu untukku. Dia selalu tau bagaimana cara membuatku tersenyum.

Cody: "Wake up Abel, wake up" (bangunin Abel)
Abel: "Hah? Co? Ngapain disini? Ohyaudah dadah"

Aku emang udah ada janji sama Cody untuk main kepantai mumpung lagi dia free. Ohya soal kerjaan aku jadi wartawan, aku udah mengundurkan diri. Karna aku pengen menghabiskan waktu mudaku dengan bersenang-senang.

Cody: "C'mon… Wake up girl. We must to go to beach now"
Abel: "Here we are, in my beach land" (lanjut tidur)
Cody: "Abel wake up please :) Ayo!!! Bangun gak? Kan kamu udah janji sama aku mau nemenin ke pantai" (Gelitikin Abel)
Abel: "Ah hahaha Iya iya haha udah ah nyerah hahaha, curang isshh mainnya gelitikan"
Cody: "Biarin aja bwee :p"
Abel: "Woo udah sana nunggu diluar, aku mau mandi dulu"

Aku pun menyerah dan bangun. Aku segera mandi dan mengenakan baju kaos tanpa lenganku bergambarkan bendera Amerika penuh 1 kaos dipadukan dengan denim hotpants. Setelah bersiap, aku langsung keluar menghampiri Cody yang sedang menunggu bersama Kak Jessie di living room

Abel: "I'm ready"
Kak Jessie: "Eciee yang mau kencan piwwiiitt"
Cody: (cengengesan)
Abel: "Isshh apadeh kakak, orang kita perginya bareng Stevani juga :p"

Tak lama kemudian pintu depan terbuka dibarengi dengan kemunculan sesosok perempuan 
#iniapaandeh #lebeehh #abaikan Ternyata itu Stevani

Abel: "Yeeyyy Stevaninya udah dateng, kalo gitu kita bertiga berangkat dulu ya kak dadaahhh"
Stevani: "Byee Kak Jessie"
Cody: "Au Revoir 
#pakebahasaprancis #minbelgaol #slap"
Kak Jessie: "Daadaahh, byee, Au revoir"

Kita pun segera pergi menuju pantai.

— — — — — Skip — — — — —

Kita udah sampe dipantai, ternyata Cody juga ngajak temennya yang lagi liburan disini dari Gold Coast. 
Cody: "Hey bro, come here"
Cowo: "Hey co, who's they?"
Cody: "They're my best friend. Campbell, jake kenalin ini Abel dan yang ini Stevani"
Abel: (senyum) "Heeyyy :D I'm Abel, nice to meet you"
Stevani: (senyum) "I'm Stevani, nice to see you"
Campbell: "I'm Campbell, nice to meet you too"
Jake: "Nice to see you too, I'm Jake"

Aku, Stevani, Campbell, dan Jake pun saling berjabat tangan.

Cody: "Eh udahan kek salamannya belum lebaran juga —__— Kalo salaman terus kapan mainnya nih"
Campbell: "Cieee yang ngambek, hahaha ini juga udah kelar kok"
Jake: "Lets go, ombak menantimu" (berlari ke arah peralatan surfing)
Cody: "Yeeeaaaayyyyyy surfing" (nyusul jake)
Campbell: "Ewoy tungguin dong"
Abel dan Stevani: (tertawa melihat tingkah teman-temannya)

Dan jadinya tinggalah aku dan Stevani berdua.

Abel: "Aaahh jahat nih mereka, masa ninggalin kita berdua gini sih -_- Kita mau ngapain yah sekarang enaknya?"
Stevani: "Beli ice cream aja nyok tuh disana" (nujuk salah satu kedai ice cream) 
Abel: "Waaa ice cream, mauuu tapi traktir yaa"
Stevani: "Sip sip gampang lah itu"

Aku dan Stevani segera menuju ke arah kedai ice cream yang tadi ditunjuk Stevani. Sesampainya di kedai ice cream itu, aku dan Stevani langsung mesen ice cream. Pas Stevani mau bayar semua ice creamnya, dia ngambil uang dari dompetnya tapi tanpa sengaja jatuh selembar foto dari dalam dompetnya ke deket kakiku. Aku reflek langsung ngambil foto itu, ternyata itu foto…




Jeng… jeng… jeng… jeng… Foto siapakah itu? Tunggu part selanjutnya aja yaahhhh :) Thanks udah mau baca, komennya ditunggu di 
@nabellayanza
 
Bella's Blogger Template by Ipietoon Blogger Template