9 Nov 2016

♥November to Remember♥


Yapp sesuai judulnya, November to Remember♥
Kali ini gue mau cerita tentang someone new in my nuu life wkwk yadong, secara gitu sekarang gue udah jadi anak kuliahan, yg mana of course semua muanya baru. Mulai dari lingkungan, temen, kehidupan, aktivitas, dan banyak hal lainnya termasuk pacar *ups upss* hehehe. Dan cerita ini gue dedikasikan untuk bahagia gue saat ini, yap yap dia adalahhhh... pacar gue wkwkwk *sombong dikit*. Hmm namanya itu Alvin. Orang yang tanpa gue duga-duga hadir dan sekarang menjadi seseorang  yg begitu berarti buat gue, entah sampai kapan. Orang yang gue selalu mau bersama, entah sampai kapan. Orang yang selalu mau gue liat senyumnya :)
Bulan november ini kita genap punya umur, alias setahunan. Yaaa emang cuma baru setahun sih, tapi gasalah kan kalo gue seneng banget dan ingin membagikannya juga ke kalian? wkwkwk. Hmm setahun ya? Mungkin bisa dibilang banyak banget yg udah kita lewatin bareng. Mulai dari senengnya, berantemnya, kangennya, diem-diemannya, bahagianya, marahnya, saling sibuknya atau nangisnya. Tapi yaa gapapa, namanya juga hubungan, itu semua pelangi dalam cerita ini. Justru itu yg buat kita tau kan seberapa pentingnya "kita" dan hubungan ini.
Kali ini, gue gaakan share banyak tentang kegiatan gue dan dia, karna yaa ini udh beda waktu. Disini gue lebih mau bercerita tentang betapa merasa beruntungnya gue punya dia. Mungkin terlalu cepat atau begitu terlambat? Entahlah, aku menyebutnya takdir. Makasih vin udah hadir. Mungkin aku emang jauh dari kata sempurna, bahkan mendekati pun tidak. Tapi kamu tetep mau hadir dan bawa kebahagiaan. Mungkin bukan kapan yang aku ingat, tapi bagaimana, bagaimana kita bertemu. Mungkin tak banyak yg aku ingat, tapi cukup, cukup untuk membuatku tersenyum. Mungkin bukan kamu yg pertama menyapa. Bukan yang pertama membuat tersenyum, bukan pula yg menarik perhatian. Tapi selalu teringat dalam benak. Yang membuatku berkata cukup. Cukup untuk meyakinkan hati agar berhenti. Berhenti mencari karna sudah menemukanmu. Makasih vin, kamu udh selalu sabar ngadepin aku, selalu setia disamping aku, selalu usaha nurutin maunya aku walau kadang nyusahin. Maaf kalo aku ada banyak salah, tapi sedikitpun aku gaada niat untuk buat kamu terluka. Jangan meragukanku. Karna percayalah kasih, aku menyayangimu tulus sepenuh hati.
Huffttt jd curhat wkwk yaudahlahyaa gabakal ada yg baca juga.

25 Sep 2016

Another random post


bintang,
1 kata dengan berjuta persepsi
banyak yang menyukainya
namun banyak juga yang mengabaikannya
bintang,
menurutku ia hebat
kenapa?
bintang tak pernah lelah
untuk terus bersinar
bersinar menghiasi langit malam
terus bersinar walaupun ia sadar
bukan ia satu-satunya benda
bersinar di langit
bukan ia satu-satunya bintang
di atas sana
bukan ia pusat alam semesta
namun ia tak pernah menyerah
terus bersinar dengan rendah hati
dan tersenyum dengan kerlipnya
sampai takdir menghentikan
lalu menghancurkannya seketika

13 Feb 2016

[Insert Title]

Orang-orang datang lalu pergi sesuka hati. Namun jatuh hati tidak bisa memilih. Takdir yang memilihkan.
Dan kita? Kita hanya partikel dalam bagian itu. Korban dalam perjudian kehidupan. Rasa percaya taruhannya, yang kita lego satu persatu demi sesuatu bernama cinta.

Mereka yang tidak paham dasyatnya api akan mengobarkannya dengan sembrono. Mereka yang tidak paham energi cinta akan meledakannya dengan sia –sia.
Buat apa bersua bila akhirnya ditakdirkan berpisah?
Atau partikel itu memang dirancang untuk terluka?

Banyak partikel yang mencinta, lalu mati atas nama pengkhianatan. Terpojok oleh kenangan yang bagai hantu di sudut pikiran. Lalu takut memulai cinta lagi.
Atau justru kecewa mengikis tulus? 
Kehilangan makna cinta seutuhnya. Hingga menerima menjadi satu-satunya pilihan. Menolak dan menyangkal hanya membuat lelah.


Sampai waktu pertemukan dengan partikel baru. Membiarkan hati memilih.
Lalu rasa berevolusi, berubah seiring kehadiran sebuah partikel. 
Sampai akhirnya, kita dipertemukan dengan partikel yang tepat dan menemukan keutuhan tercermin.

29 Des 2015

Sederhana

Gadis itu tersesat. Jalan gelap dan berliku yang ia pilih. Terhalang kabut, terportal rasa. Terus berjalan, percaya pada harap. Harap kabut kan hilang. Harap cahaya kan menerangi jalannya. Harap nasib baik kan berpihak padanya. Harap dan terus berharap.

Terus berjalan, mengikuti taburan bunga bercampur duri. Berjalan tanpa beralas kaki. Sambil terus meracuni jiwa, berkata ia akan baik-baik saja. Percaya jika luka karna duri itu akan ternetralisir dengan taburan bunga yang indah.

Hingga ia terperangkap pada lubang gelap. Gelap yang amat sangat pekat. Gelap yang selama ini jadi musuhnya. Terus terjebak, hingga gelap menjadi satu-satunya temannya. Menunggu dan terus menunggu untuk diselamatkan.

Sampai tiba, tangan terulur. Membawanya keluar dari lubang itu. Menuntunnya kembali berjalan. Hanya saja, ia bukan lagi gadis yang sama seperti sebelum berteman dengan gelap. Kini, ia hanya berjalan mengikuti kemana arah takdir kan membawanya. Berusaha menikmati semua perjalanan yang dilaluinya. Berjalan tanpa harap. Gelap mengajarkannya menjadi pecundang, atau ia hanya mencoba realistis kalau harapan hanyalah pengali sakit disaat kecewa?

Hingga ia tersadar, bukan ia terlalu pecundang tak mau berharap. Hanya saja tujuan yang semula panjang dan berliku telah berubah menjadi lebih sederhana. Hanya sebuah senyuman yang ia minta. Cukup dengan senyuman dan semua terasa damai. Ia tidak pernah takut dengan perjudian waktu. Karna ia sadar betul, kalau tawa, bahagia selalu sepaket dengan air mata. Kalau setiap pertemuan, pasti akan diakhiri dengan perpisahan. Hanya saja hingga saat itu tiba, ia hanya ingin melihat senyuman itu

3 Nov 2015

Bebas

Kemarin, kisah baru kembali di mulai. Hati yang telah lama mati mulai berwarna. Ia memutuskan untuk kembali percaya, bertaruh harap pada perjudian kehidupan. Ia sadar betul akan keputusan yang dibuatnya. Ia tidak takut

Tangan terulur untuk menahan kakinya yang terlalu rapuh dan goyah untuk berdiri sendiri. Mengajaknya untuk kembali bernapas. Merasakan sinar mentari menerpa kulitnya. Maka, keluarlah ia dari kotak itu. Meninggalkan gelap pekat di belakangnya.

Melangkah ia perlahan menyesuaikan diri. Membiarkan tetes embun membasahi kakinya yang tak beralas. Dihirupnya dalam-dalam aroma tanah sehabis hujan itu. Memenuhi paru-parunya dengan udara menenangkan.

Mendongak kepalanya menatap langit. Memandangi pelangi beraneka warna menggantung disana. Perlahan, bibirnya melengkungkan sebuah senyuman. Ia mengeluarkan secarik kertas dan pensil, lalu mulai menulis

Ini tentang harapan, kepercayaan, dan kasih sayang
Kamu yang mengembalikan itu semua
Kamu yang menuntunku untuk keluar dari kotak
Mengajakku kembali bernapas
Memperlihatkan mentari yang kukira takkan pernah kurasakan kembali
Kamu
Hal pertama dan terakhir yang ada dalam pikiranku
Setiap harinya
Bersamamu, aku tidak takut melangkah
Bersamamu, aku damai
Ya, hanya bersamamu


31 Jul 2015

Di Dalam Kotak

       Terduduk sepi di dalam kotak. Gadis itu kembali memejamkan mata dan mendesah berat. Menunggu siapapun yang cukup peduli dan keras kepala, untuk mengeluarkannya dari dalam kotak. Meyakinkannya bahwa semua akan baik-baik saja. Memunculkan kembali keberanian yang sudah terenggut sekian lama. Sudah lupa ia bagaimana aroma udara di luar kotak. Sudah lama ia tidak merasakan hangatnya sinar mentari ketika menyentuh kulitnya, saat ia berada di luar kotak.

       Hanya gelap dan sunyi yang menemaninya selama ini. Sudah lupa ia bagaimana caranya untuk berlari menyusuri jalan hidup, sedang kakinya terlalu rapuh dan goyah untuk bisa berdiri tegak.

       Kembali ia menghitung cobaan yang datang bersamaan, tanpa paham peristirahatan. Satu persatu hilang, namun yang lain datang. Ingin rasanya istirahat sejenak, namun apa daya, takdir bahkan seakan tidak mengizinkannya untuk sekedar menepi. Ia terduduk merenung. Kembali menunggu tanpa pernah berharap. Menyenandungkan elegi dalam kesunyian. Ingin rasanya berteriak, menyuarakan hidup yang tak adil. Namun hanya isak dan beberapa seguk tanpa suara yang muncul. Matanya memanas, pandangannya mulai kabur tertutupi air yang perlahan jatuh mengalir membasahi pipinya.

       Ia hanya gadis 17 biasa, yang dipaksa takdir untuk terus menunggu. Menunggu untuk ditemukan dan dikeluarkan dari dalam kotak. Menunggu tanpa pernah berharap.

25 Nov 2014

Girl, Smile, and Missing Someone




"Dia kan mau ke Jerman” ucap teman disebelahnya
Gadis itu hanya bisa tersenyum lalu berkata, “Biarin aja, biar dia bahagia"


Lalu gadis itu kembali menatap lurus ke depan menikmati alunan musik yang didengarnya melalui headset sambil berjalan lurus ke depan. Asik dengan pikirannya sendiri yang sudah melayang entah kemana.

Dari semua kejadian itu, ia belajar satu hal. Terkadang topeng diperlukan, terutama dalam keadaan seperti ini. Ia harus berusaha terlihat baik-baik saja, ia berusaha membuat pikirannya berpikir bahwa ia sudah baik-baik saja walaupun ia sadar kalau hatinya tidak baik-baik saja. Walaupun dia sadar bahwa masih ada lubang di hatinya yang masih belum bisa tertutup.

Pikirannya kembali melayang pada sosok seseorang yang sudah pergi meninggalkannya. Sosok seseorang yang masih disayangnya bahkan sampai saat ini. Gadis itu tersadar, bahwa sekarang bukan dia lagi yang menjadi tempat pria itu menceritakan segala keluh kesahnya, tempat pria itu bercerita tentang segala hal yang dialaminya dan hal-hal yang akan dilakukannya. Gadis itu sadar, bahwa posisinya selama ini sudah tergantikan oleh wanita lain. Sudah ada wanita lain yang akan selalu mendengar tawa pria itu, melihat senyum pria itu, mendengar celotehan pria itu. Celotehan yang akan selalu didengar pria itu.

Mengingat semua itu, membuat gadis itu sadar bahwa kini ia amat sangat merindukan pria itu. Ia rindu suara pria itu, ia rindu senyum pria itu, ia rindu berdebat dengan pria itu, ia rindu aroma tubuh pria itu, ia rindu perhatian-perhatian dari pria itu, ia rindu saat pria itu memanggil namanya, ia rindu saat pria itu menatap dalam matanya, ia rindu saat pria itu ada untuk menenangkannya dan memastikan bahwa semuanya akan baik-baik saja. Ia rindu dan tak ada yang dapat dilakukannya. Tak ada yang dapat dilakukannya selain memendam semua itu. Membiarkan perasaannya terselimuti rasa rindu dan menikmati setiap rindu yang dirasakannya. Tanpa ada seorang pun yang tahu bahwa ia sedang merindukan pria itu, karena ia sudah mulai belajar memakai topeng. Topeng yang memperlihatkan bahwa dirinya baik-baik saja, bahwa sudah tidak ada lubang di hati gadis itu. Hingg akhirnya gadis itu pun terlelap dengan rasa rindu yang tak akan pernah tersampaikan.

9 Nov 2016

♥November to Remember♥


Yapp sesuai judulnya, November to Remember♥
Kali ini gue mau cerita tentang someone new in my nuu life wkwk yadong, secara gitu sekarang gue udah jadi anak kuliahan, yg mana of course semua muanya baru. Mulai dari lingkungan, temen, kehidupan, aktivitas, dan banyak hal lainnya termasuk pacar *ups upss* hehehe. Dan cerita ini gue dedikasikan untuk bahagia gue saat ini, yap yap dia adalahhhh... pacar gue wkwkwk *sombong dikit*. Hmm namanya itu Alvin. Orang yang tanpa gue duga-duga hadir dan sekarang menjadi seseorang  yg begitu berarti buat gue, entah sampai kapan. Orang yang gue selalu mau bersama, entah sampai kapan. Orang yang selalu mau gue liat senyumnya :)
Bulan november ini kita genap punya umur, alias setahunan. Yaaa emang cuma baru setahun sih, tapi gasalah kan kalo gue seneng banget dan ingin membagikannya juga ke kalian? wkwkwk. Hmm setahun ya? Mungkin bisa dibilang banyak banget yg udah kita lewatin bareng. Mulai dari senengnya, berantemnya, kangennya, diem-diemannya, bahagianya, marahnya, saling sibuknya atau nangisnya. Tapi yaa gapapa, namanya juga hubungan, itu semua pelangi dalam cerita ini. Justru itu yg buat kita tau kan seberapa pentingnya "kita" dan hubungan ini.
Kali ini, gue gaakan share banyak tentang kegiatan gue dan dia, karna yaa ini udh beda waktu. Disini gue lebih mau bercerita tentang betapa merasa beruntungnya gue punya dia. Mungkin terlalu cepat atau begitu terlambat? Entahlah, aku menyebutnya takdir. Makasih vin udah hadir. Mungkin aku emang jauh dari kata sempurna, bahkan mendekati pun tidak. Tapi kamu tetep mau hadir dan bawa kebahagiaan. Mungkin bukan kapan yang aku ingat, tapi bagaimana, bagaimana kita bertemu. Mungkin tak banyak yg aku ingat, tapi cukup, cukup untuk membuatku tersenyum. Mungkin bukan kamu yg pertama menyapa. Bukan yang pertama membuat tersenyum, bukan pula yg menarik perhatian. Tapi selalu teringat dalam benak. Yang membuatku berkata cukup. Cukup untuk meyakinkan hati agar berhenti. Berhenti mencari karna sudah menemukanmu. Makasih vin, kamu udh selalu sabar ngadepin aku, selalu setia disamping aku, selalu usaha nurutin maunya aku walau kadang nyusahin. Maaf kalo aku ada banyak salah, tapi sedikitpun aku gaada niat untuk buat kamu terluka. Jangan meragukanku. Karna percayalah kasih, aku menyayangimu tulus sepenuh hati.
Huffttt jd curhat wkwk yaudahlahyaa gabakal ada yg baca juga.

25 Sep 2016

Another random post


bintang,
1 kata dengan berjuta persepsi
banyak yang menyukainya
namun banyak juga yang mengabaikannya
bintang,
menurutku ia hebat
kenapa?
bintang tak pernah lelah
untuk terus bersinar
bersinar menghiasi langit malam
terus bersinar walaupun ia sadar
bukan ia satu-satunya benda
bersinar di langit
bukan ia satu-satunya bintang
di atas sana
bukan ia pusat alam semesta
namun ia tak pernah menyerah
terus bersinar dengan rendah hati
dan tersenyum dengan kerlipnya
sampai takdir menghentikan
lalu menghancurkannya seketika

13 Feb 2016

[Insert Title]

Orang-orang datang lalu pergi sesuka hati. Namun jatuh hati tidak bisa memilih. Takdir yang memilihkan.
Dan kita? Kita hanya partikel dalam bagian itu. Korban dalam perjudian kehidupan. Rasa percaya taruhannya, yang kita lego satu persatu demi sesuatu bernama cinta.

Mereka yang tidak paham dasyatnya api akan mengobarkannya dengan sembrono. Mereka yang tidak paham energi cinta akan meledakannya dengan sia –sia.
Buat apa bersua bila akhirnya ditakdirkan berpisah?
Atau partikel itu memang dirancang untuk terluka?

Banyak partikel yang mencinta, lalu mati atas nama pengkhianatan. Terpojok oleh kenangan yang bagai hantu di sudut pikiran. Lalu takut memulai cinta lagi.
Atau justru kecewa mengikis tulus? 
Kehilangan makna cinta seutuhnya. Hingga menerima menjadi satu-satunya pilihan. Menolak dan menyangkal hanya membuat lelah.


Sampai waktu pertemukan dengan partikel baru. Membiarkan hati memilih.
Lalu rasa berevolusi, berubah seiring kehadiran sebuah partikel. 
Sampai akhirnya, kita dipertemukan dengan partikel yang tepat dan menemukan keutuhan tercermin.

29 Des 2015

Sederhana

Gadis itu tersesat. Jalan gelap dan berliku yang ia pilih. Terhalang kabut, terportal rasa. Terus berjalan, percaya pada harap. Harap kabut kan hilang. Harap cahaya kan menerangi jalannya. Harap nasib baik kan berpihak padanya. Harap dan terus berharap.

Terus berjalan, mengikuti taburan bunga bercampur duri. Berjalan tanpa beralas kaki. Sambil terus meracuni jiwa, berkata ia akan baik-baik saja. Percaya jika luka karna duri itu akan ternetralisir dengan taburan bunga yang indah.

Hingga ia terperangkap pada lubang gelap. Gelap yang amat sangat pekat. Gelap yang selama ini jadi musuhnya. Terus terjebak, hingga gelap menjadi satu-satunya temannya. Menunggu dan terus menunggu untuk diselamatkan.

Sampai tiba, tangan terulur. Membawanya keluar dari lubang itu. Menuntunnya kembali berjalan. Hanya saja, ia bukan lagi gadis yang sama seperti sebelum berteman dengan gelap. Kini, ia hanya berjalan mengikuti kemana arah takdir kan membawanya. Berusaha menikmati semua perjalanan yang dilaluinya. Berjalan tanpa harap. Gelap mengajarkannya menjadi pecundang, atau ia hanya mencoba realistis kalau harapan hanyalah pengali sakit disaat kecewa?

Hingga ia tersadar, bukan ia terlalu pecundang tak mau berharap. Hanya saja tujuan yang semula panjang dan berliku telah berubah menjadi lebih sederhana. Hanya sebuah senyuman yang ia minta. Cukup dengan senyuman dan semua terasa damai. Ia tidak pernah takut dengan perjudian waktu. Karna ia sadar betul, kalau tawa, bahagia selalu sepaket dengan air mata. Kalau setiap pertemuan, pasti akan diakhiri dengan perpisahan. Hanya saja hingga saat itu tiba, ia hanya ingin melihat senyuman itu

3 Nov 2015

Bebas

Kemarin, kisah baru kembali di mulai. Hati yang telah lama mati mulai berwarna. Ia memutuskan untuk kembali percaya, bertaruh harap pada perjudian kehidupan. Ia sadar betul akan keputusan yang dibuatnya. Ia tidak takut

Tangan terulur untuk menahan kakinya yang terlalu rapuh dan goyah untuk berdiri sendiri. Mengajaknya untuk kembali bernapas. Merasakan sinar mentari menerpa kulitnya. Maka, keluarlah ia dari kotak itu. Meninggalkan gelap pekat di belakangnya.

Melangkah ia perlahan menyesuaikan diri. Membiarkan tetes embun membasahi kakinya yang tak beralas. Dihirupnya dalam-dalam aroma tanah sehabis hujan itu. Memenuhi paru-parunya dengan udara menenangkan.

Mendongak kepalanya menatap langit. Memandangi pelangi beraneka warna menggantung disana. Perlahan, bibirnya melengkungkan sebuah senyuman. Ia mengeluarkan secarik kertas dan pensil, lalu mulai menulis

Ini tentang harapan, kepercayaan, dan kasih sayang
Kamu yang mengembalikan itu semua
Kamu yang menuntunku untuk keluar dari kotak
Mengajakku kembali bernapas
Memperlihatkan mentari yang kukira takkan pernah kurasakan kembali
Kamu
Hal pertama dan terakhir yang ada dalam pikiranku
Setiap harinya
Bersamamu, aku tidak takut melangkah
Bersamamu, aku damai
Ya, hanya bersamamu


31 Jul 2015

Di Dalam Kotak

       Terduduk sepi di dalam kotak. Gadis itu kembali memejamkan mata dan mendesah berat. Menunggu siapapun yang cukup peduli dan keras kepala, untuk mengeluarkannya dari dalam kotak. Meyakinkannya bahwa semua akan baik-baik saja. Memunculkan kembali keberanian yang sudah terenggut sekian lama. Sudah lupa ia bagaimana aroma udara di luar kotak. Sudah lama ia tidak merasakan hangatnya sinar mentari ketika menyentuh kulitnya, saat ia berada di luar kotak.

       Hanya gelap dan sunyi yang menemaninya selama ini. Sudah lupa ia bagaimana caranya untuk berlari menyusuri jalan hidup, sedang kakinya terlalu rapuh dan goyah untuk bisa berdiri tegak.

       Kembali ia menghitung cobaan yang datang bersamaan, tanpa paham peristirahatan. Satu persatu hilang, namun yang lain datang. Ingin rasanya istirahat sejenak, namun apa daya, takdir bahkan seakan tidak mengizinkannya untuk sekedar menepi. Ia terduduk merenung. Kembali menunggu tanpa pernah berharap. Menyenandungkan elegi dalam kesunyian. Ingin rasanya berteriak, menyuarakan hidup yang tak adil. Namun hanya isak dan beberapa seguk tanpa suara yang muncul. Matanya memanas, pandangannya mulai kabur tertutupi air yang perlahan jatuh mengalir membasahi pipinya.

       Ia hanya gadis 17 biasa, yang dipaksa takdir untuk terus menunggu. Menunggu untuk ditemukan dan dikeluarkan dari dalam kotak. Menunggu tanpa pernah berharap.

25 Nov 2014

Girl, Smile, and Missing Someone




"Dia kan mau ke Jerman” ucap teman disebelahnya
Gadis itu hanya bisa tersenyum lalu berkata, “Biarin aja, biar dia bahagia"


Lalu gadis itu kembali menatap lurus ke depan menikmati alunan musik yang didengarnya melalui headset sambil berjalan lurus ke depan. Asik dengan pikirannya sendiri yang sudah melayang entah kemana.

Dari semua kejadian itu, ia belajar satu hal. Terkadang topeng diperlukan, terutama dalam keadaan seperti ini. Ia harus berusaha terlihat baik-baik saja, ia berusaha membuat pikirannya berpikir bahwa ia sudah baik-baik saja walaupun ia sadar kalau hatinya tidak baik-baik saja. Walaupun dia sadar bahwa masih ada lubang di hatinya yang masih belum bisa tertutup.

Pikirannya kembali melayang pada sosok seseorang yang sudah pergi meninggalkannya. Sosok seseorang yang masih disayangnya bahkan sampai saat ini. Gadis itu tersadar, bahwa sekarang bukan dia lagi yang menjadi tempat pria itu menceritakan segala keluh kesahnya, tempat pria itu bercerita tentang segala hal yang dialaminya dan hal-hal yang akan dilakukannya. Gadis itu sadar, bahwa posisinya selama ini sudah tergantikan oleh wanita lain. Sudah ada wanita lain yang akan selalu mendengar tawa pria itu, melihat senyum pria itu, mendengar celotehan pria itu. Celotehan yang akan selalu didengar pria itu.

Mengingat semua itu, membuat gadis itu sadar bahwa kini ia amat sangat merindukan pria itu. Ia rindu suara pria itu, ia rindu senyum pria itu, ia rindu berdebat dengan pria itu, ia rindu aroma tubuh pria itu, ia rindu perhatian-perhatian dari pria itu, ia rindu saat pria itu memanggil namanya, ia rindu saat pria itu menatap dalam matanya, ia rindu saat pria itu ada untuk menenangkannya dan memastikan bahwa semuanya akan baik-baik saja. Ia rindu dan tak ada yang dapat dilakukannya. Tak ada yang dapat dilakukannya selain memendam semua itu. Membiarkan perasaannya terselimuti rasa rindu dan menikmati setiap rindu yang dirasakannya. Tanpa ada seorang pun yang tahu bahwa ia sedang merindukan pria itu, karena ia sudah mulai belajar memakai topeng. Topeng yang memperlihatkan bahwa dirinya baik-baik saja, bahwa sudah tidak ada lubang di hati gadis itu. Hingg akhirnya gadis itu pun terlelap dengan rasa rindu yang tak akan pernah tersampaikan.

 
Bella's Blogger Template by Ipietoon Blogger Template